Sebanyak 224 karya seni dari 154 seniman dalam dan luar negeri dipamerankan pada Pamerena Seni Rupa Kontenporer Art Jog 2012, di gedung Taman Budaya Yogyakarta. Tidak hanya dalam bentuk lukisan, pameran kali ini juga dihiasi dengan grafis, fotografi, video, multi media sampai seni dengan menggunakan media bambu yang dipamerkan 14 hingga 28 Juli mendatang.
Tidak hanya keragaman seni yang dipamerkan, gedung Taman Budaya Yogyakarta yang biasanya terlihat sebagai gedung permanen biasa, kali ini justru ditutup dengan ribuan bambu dengan tampilan seni luarbiasa. Karya besar ini dilakukan oleh seniman muda asal Bandung, yang bernama Joko Dwi Avianto.
Joko sendiri mengambil tema untuk karya instalasi bambunya dengan judul Last Vegetation. Kepada Harian Jogja, seniman jebolan seni patung Institut Teknologi Bandung (ITB) 2010 ini menjelaskan bambu sengaja dipilih sebagai media alternatif karena selama ini seniman patung mayoritas membuat karya seni yang berasal dari bahan material seperti kayu, logam dan revin. “Akhirnya saya kepikiran untuk membuat sesuatu yang beda seperti yang dilakukan seniman patung pada umumnya,” katanya.
Menurut Joko, tercetusnya ide membuat instalasi bambu telah dimulai pada 2003 silam. Kala itu, Joko mengaku melihat pameran bambu di Plaza Sunaryo, Bandung, Jawa Barat. “Sejak melihat pameran itu saya jadi mulai tertarik untuk menggunakan media bambu sebagai bahan karya seni,” ungkapnya.
Dengan mengusung tema Looking East-A Gaze Upon Indonesian Contemporary Art, seniman Indonesia diharapkan mampu melihat jeli apa yang sedang berlangsung di kawasan timur. Tak hanya itu, even ini menjadi cara bagaimana orang timur membaca ulang dan memposisikan diri di tengah situasi global sekarang.
“Bangsa lain merasa bahwa eksotisme dunia timur sangat merangsang imajinasi mereka, terutama bagi seniman asing yang mendapatkan banyak pengalaman estetis ketika bersinggungan dan mengunjungi dunia timur,” kata Kurator Bambang Toko Witjaksono dalam jumpa pers beberapa waktu lalu.
Untuk itulah, tambah Bambang, ketika seniman Indonesia banyak menampilkan karya budaya timur, maka akan banyak seniman asing mengamati perkembangan seni di Asia. Khususnya Indonesia.
Bambang pun berharap lewat even-even seni rupa ini, pemerintah turut melakukan dukungan. Sebab, sinergi antara pemerintah dan seniman sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas seni rupa di Indonesia.
Dalam pameran kali ini, terlihat menonjol tiga perupa muda dengan karya-karyanya yang turut ditampilkan, yaitu I Made Widya Diputra, Joko Dwi Avianto, dan Angki Purbandono. I Made Widya Diputra menghadirkan karya tiga dimensi berbentuk gajah raksasa, Joko Dwi Avianto membuat karya instalasi bambu berukuran besar yang ditempatkan di Taman Budaya Yogyakarta. Sementara Angki Purbandono menghadirkan kepala-kepala tengkorak dalam kondisi beragam. Dua diantaranya disisipkan di antara kapsul putih-merah berjudul King of Capsule, dan ada pula yang diletakkan di antara bulir-bulir beras berjudul Jewelry of Rice. (Adrial – dari berbagai sumber)