Haul Sultan Nuku ke 211 tahun 2016, yang dikemas melalui event Nuku World Festival dengan tema Nuku Pangge Pulang, berlangsung Senin (14/11/2016) di gedung Dhu’afa Center Ternate. Parade Juanga, mengawali rangkaian kegiatan yang digelar selama sehari tersebut.
Sulatan Tidore, Husain Syah dan Permaisuri serta perangkat adat Kesultanan Tidore tiba di Jembatan Residan Ternate menggunakan perahu Kora Kora dan berjalan kaki menuju lokasi kegiatan yang disambut meriah oleh masyarakat. Acara diawali dengan pelantikan Pengurus Generasi Muda Nuku (Garda Nuku) periode 2016-2021.
Sultan Tidore dalam sambutannya sebelum membuka Nuku World Festival mengatakan, berbagai pertanyaan masyarakat Tidore yang menanyakan kenapa Haul ini tidak dilaksanakan di Tidore tapi di Ternate, namun dirinya menjawab kalau Haul ini kalau dilaksanakan pihak kesultanan, makan akan digelar di Tidore.
“Hajatan ini lahir dari kesadaran yang sangat tinggi, oleh anak anak Tidore yang ada di Ternate. Mereka membentuk rasa cinta dan kasih kepada Sultan Nuku. Selain itu karna Sultan Nuku pernah datang ke Ternate bekerja sama dengan orang-orang Ternate Besama sama bobato adat dan masyarakat adat membebaskan Ternate dari penjajah pada masa itu, sebelum Nuku ke Tidore,” ungkapnya.
Ditambahkan Sultan Tidore, pihaknya juga telah menghimbau kepada seluruh masyarakat Tidore agar pada tanggal 14 November, menaikkan bendera setengah tiang sebagai tanda penghormatan terhadap Sultan Nuku.
“Pada waktu yang akan datang, bendera setengah tiang ini bukan lagi dalam bentuk himbauan dari pihak kesultanan, tapi dari Pemkot Tidore Kepulauan dalam bentuk instruksi untuk mengormati manusia yang berjasa luar biasa untuk Negeri ini bahkan Bangsa Indonesia,” jelasnya.
Ditambahkan Husain Syah, “Saat ini kita hidup dalam 3 dimensi waktu, yaitu waktu lalu, kini dan akan datang. Kita bersyukur Karana hari ini kita berdiri disini, adalah jasa dari orang-orang di masa lalu, para Sultan, para Wali, para Ambiya dan oleh karenanya, bentuk kesyukuran hari ini, kita kembalikan segala perbedaan di negeri ini.”
“Kitoran (Kita) Kase pulang kitorang pe baku malawang, mari kitorang rubu, rubu rame rama. Kita bersatu padu dan masukan ke dalam diri kita energi yang positif yang kemudian melahirkan hal-hal yang bermanfaat sama seperti Nuku berikan kepada kita semua,” jelasnya.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Dewan pembina Garda Nuku, Burhan Abdurahman yang juga Walikota Ternate mengatakan, Sultan Nuku dan Sultan Sultan lainnya di Moloku Kie Raha di masa lalu telah berjuang untuk mengusir penjajah serta mempersatukan masyarakat Kie Raha di daerah ini.
“Sultan Nuku di masa lalu dengan segala keterbatasan, namun mampu mempersatukan daerah daerah yang menjadi wilayah kekuasaannya. Untuk itu kita yang ada saat ini, mari kita tingkatkan persatuan dan kesatuan sehingga kejayaan Moloku Kie Raha akan kembali lahir di masa yang akan datang,” tutupnya.
Sementara itu Ketua Garda Nuku, Abdullah Dahlan juga mengatakan, dalam kegiatan Nuku World Festival juga akan dilakukan konfederasi gagasan yang melibatkan sejarawan dan akademisi yang ada di Maluku Utara Untuk mengusung naskah agreement persekutuan Moloku Kie Raha.
“Penandatanganan agreement ini akan di ikuti oleh Bupati Raja Ampat, sekaligus testimoni oleh empat Kesultanan yakni Ternate, Tidore, Jailolo dan Bacan, serta Gubernur dan Bupati dan Walikota se Malut. Acara malam ini di tutup dengan Ratib dan Taji Besi Massal Kie Raha yang di pusatkan di gedung Dhu’afa Center,” tandasnya.
rri.co.id