Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KANTOR WALIKOTA SALATIGA

(JALAN SUKOWATI) Bangunan bersumber dari karakter eropasentris ini dibangun pada pertengahan abad ke-19 atau tahun 1800-an. Berdasarkan pendapat masyarakat setempat, bangunan tersebut dirancang untuk rumah tinggal Ratu Yuliana saat ke Hindia Belanda. Bangunannya terdiri dari bangunan induk yang dilengkapi dengan ruang tamu dan ruang pertemuan yang khas nuansa eropa, yang masij orisinil. Bangunan ini sangat menarik karena nyaris menggunakan genting tanah liat Pada masa revolusi, bangunan ini pernah difungsikan sebagai kantor Divisi RM Jatikusumo.
Bangunan yang menyerupai benteng pertahanan ini merupakan hasil hibah dari pemerintah Belanda. Arsitektur bangunan menunjukkan gaya Eropa. Ketika gedung ini masih menjadi milik Tuan Baron Van Hakeren Van De Sloot, orang Salatiga menyebutnya dengan Gedung Papak. Sebutan itu muncul mungkin karena wujud gedung itu papak atau rata dan berbeda dengan bangunan-bangunan berarsitektur Eropa lainnya di Salatiga. Gedung ini juga pernah terkenal dengan sebutan Gedung Regent (bupati). Gedung tersebut juga pernah menjadi markas Kenpeitai pada jaman Jepang dan juga pernah menjadi markas polisi militer. Pada tahun 1950, Pemda Salatiga menyewa gedung ini untuk dipakai sebagai kantor dan pada akhirnya membeli gedung tersebut seharga Rp 300.000,00.
Pada tahun 1952, Presiden pertama RI, Soekarno singgah di Salatiga dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Yogjakarta. Di Salatiga inilah Bung Karno bertemu untuk pertama kalinya dengan Ibu Hartini.

Leave a Comment

0/5

https://indonesiaheritage-cities.org/