Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menginisiasi standardisasi bagi event-event di Indonesia agar ramah lingkungan. Terutama event pariwisata yang sedang digencarkan beberapa tahun belakangan ini.
Kepala Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan KLHK, Noer Aji Wardojo mengatakan ia akan bekerja sama dengan lintas kementerian, termasuk Kementerian Pariwisata untuk menerapkan standar event yang ramah lingkungan.
“Yang terjadi kemarin, sebelum dan sesudah event sampah numpuk, dan macet yang berkaitan dengan boros bensin dan juga peningkatan polusi udara yang berbahaya. Macet bukan hanya peserta tapi juga warga sekitar yang memang menggunakan tempat umum tersebut,” ujar Noer Aji Wardojo.
Dalam kesempatan yang sama, salah satu PIC Kordinator 100 Kegiatan Calendar of Event Kementerian Pariwisata, Tazbir mengatakan memang selama ini seleksi event-event terbaik pariwisata baru dari segi brand value, belum mengutamakan aspek dampak lingkungannya.
Menurutnya sudah saatnya event-event di Indonesia memiliki standardisasi internasional, termasuk dalam hal dampak lingkungannya.
Namun, bagaimanakah event berstandar lingkungan yang dimaksud?
Noer Aji Wardojo mencontohkan beberapa event olahraga di alam terbuka yang sudah menerapkan ramah lingkungan yang berkelanjutan. Seperti Eco Run, Trail Run yang diadakan di Lembang.
“Di sana saya cek sendiri, sengaja tidak ikut jalur yang diminta panitia. Ternyata memang di mana-mana bersih, nggak ada sampah plastik, makanan tanpa kemasan tapi fresh, pelari pakai bladder minumnya,” ujar Noer Aji Wardojo.
Kemudian untuk acara kuliner, ia mencontohkan Keuken Festival, lewat tayangan video after movienya. Menurutnya festival yang bekerjasama dengan puluhan tenant kuliner Bandung amat bersih padahal dilaksanakan di green area.
Selain itu, Tazbir mencontohkan salah satu festival kelas nasional yang masuk dalam 100 Calendar of Event Pariwisata, yang sudah ramah lingkungan ada Toboali Fashion Carnival. Acara tersebut diselenggarakan di Bangka Selatan, dan berhasil mendaur ulang banyak sekali sampah plastik.
“Kesadaran acara yang ramah lingkungan ini tak terlepas dari peran bupati daerahnya. Seperti di Banyuwangi, yang penuh dengan event tapi bupatinya tidak meninggalkan lokasi sampai sampah benar-benar bersih kembali,” tutur Tazbir.
travel.kompas.com/image traveltodayindonesia.com