Bengkulu – Kekayaan alam Bengkulu tak perlu ditanyakan lagi. Mau pamer budaya, Bengkulu adakan Festival Tabut 2019.
Kekayaan budaya Provinsi Bengkulu diperlihatkan secara apik dalam pembukaan Festival Tabut 2019. Hampir seluruh sub event yang digelar dibalut dengan budaya khas Bengkulu, dan mendapat sambutan warga.
Even budaya Mufakat Rajo Penghulu mengawali seluruh kegiatan. Kegiatan ini berlangsung di panggung utama Lapangan Merdeka, Kota Bengkulu. Masyarakat yang tergabung dalam Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) sebelumnya mendatangi Kantor Gubernur Bengkulu, dengan diiringi tabuhan alat musik tradisional. Mereka menjemput Gubernur Rohidin Mersyah untuk membuka acara.
Gubernur Rohidin Mersyah menyatakan, Festival Tabut lebih dari tampilan budaya.
“Tapi lebih dari itu. Tabut juga digelar untuk merayakan tahun baru Islam. Juga menjadi tempat bertemunya semua pihak. Keterpaduan ini yang menjadi makna. Budaya kita angkat, dan dengan sendirinya ekonomi akan berkembang,” ujar Rohidin dalam keterangan yang diperoleh, Minggu(1/9/2019).
Suasana pembukaan yang berlangsung pada Sabtu (31/8) malam itu berlangsung sangat meriah. Sebagai pembuka, seluruh pengunjung disajikan tarian kolosal Jari-Jari Karbala. Tarian ini menceritakan mengenai perjalanan Cucu Nabi Muhammad SAW Husein.
Selain itu, ada juga penampilan musik Mufakat Rajo Agung, Tarian Seni Malabro Serempak Silat Menghadang, yaitu tarian yang dipadukan dengan gerakan silat. Ada juga Nyanyian Karbala yang dibawakan Musik Cahaya Rembulan Bengkulu. Seluruh atraksi ditutup dengan penampilan penyanyi religi Novi Ayla.
Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuty, memberikan apresiasinya. Sebab, even ini sudah dua tahun berturut-turut masuk dalam Calendar of Event Kemenpar.
“Festival Tabut acara yang bagus. Buktinya, sudah dua kali masuk CoE. Tahun depan event ini akan digelar lagi. Dan kita berharap Festival Tabut bisa kembali masuk CoE. Namun, masyarakat Bengkulu dan stakeholder harus berjuang lagi. Karena setiap event harus melewati masa kurasi lagi. Harus diperkuat cultural value, commercial value, dan creative value,” papar Esthy.
Esthy mengaku cukup senang melihat pergelaran Festival Tabut. Karena ada perputaran ekonomi di dalamnya.
travel.detik.com/Image sibernews.co