Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Berdayakan Wantilan, Lestarikan Budaya dan Kesenian Bali

Malam Gelar seni di Wantilan Pura Desa Adat Pakraman Buleleng berlangsung semarak dengan dihadiri seratusan penonton.

Menariknya, baik pengisi acara dan juga penonton hadir dengan berbusana adat madya.
Sejumlah penampilan dipentaskan dalam kegiatan itu, mulai dari seni tradisional hingga modern.

Pementasan diawali oleh penampilan Tari Rejang Renteng oleh para penari dari Banjar Paketan yang diiringi alunan tabuh selonding dari Sangar Wireka Suara Jagat. Kemudian ada penampilan Sekaa Gong anak-anak Eka Wakya Banjar Paketan Kelurahan Paket Agung yang menampilkan tiga garapan tabuh.

Selain dua pementasan itu, masyarakat yang berjubel hadir di Wantilan juga disajikan hiburan Musikalisasi Puisi oleh Mahima Institute, penampilan band lokal hingga lagu Pop Bali dari Kelurahan Bale Agung dan Liligundi sebagai bagian dari Pengempon Pura Desa Adat Pakraman Buleleng.

Ketua Panitia I Ketut Wiratmaja mengatakan, kegiatan malam gelar seni ini digelar sebagai upaya untuk memanfaatkan wantilan sebagai tempat berkreativitas Krama Desa Adat Pakraman Buleleng. Dengan pemanfaatan itu, secara otomatis akan ada penggalian terhadap potensi seni dan budaya di 14 Banjar Adat Pekraman. Nantinya, pementasan ini juga bisa menjadi salah satu Destinasi Wisata baru di Buleleng untuk Pariwisata Budaya.

Bertajuk “Wantilan Berdaya, Krama Berbudaya”, malam gelar seni yang digelar untuk pertama kalinya ini, ingin mewujudkan pemberdayaan wantilan sebagai tempat berkreativitas seluruh krama dalam bidang seni dan budaya. Jika sudah terwujud, diyakini suka atau tidak suka, hal itu akan berpengaruh pada sikap krama. Dan niscaya seluruh Krama akan berbudaya.

“Salah satu buktinya, krama yang hadir hampir 99 persen menggunakan pakaian adat madya. Di kegiatan selanjutnya kami harapkan semua krama yang hadir bisa menggunakan pakaian adat madya. Selain untuk mewujudkan krama berbudaya, karena lokasi pementasan juga berada di areal kawasan suci Pura Desa Adat Pakraman Buleleng”, terang Wiratmaja.

Sementara itu, Klian Desa Adat Pakraman Buleleng Nyoman Sutrisna mengaku bahwa kegiatan malam gelar seni ini akan menjadi program kegiatan yang dilaksanakan secara berkelanjutan setiap bulan. Dimana nantinya, masing masing Banjar Adat Pakraman bisa tampil dengan memanfaatkan wantilan.

Selain itu, Sutrisna yang juga Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng berharap agar wantilan ini bisa dilirik oleh pemerintah daerah khususnya Dinas Kebudayaan Buleleng, sebagai salah satu tempat pementasan untuk kegiatan yang digelar seperti Buleleng Festival.

“Kita akan usulkan agar wantilan ini dipergunakan sebagai lokasi pementasan Buleleng Festival. Sejalan juga dengan program Desa Adat Pakraman Buleleng untuk mewujudkan wantilan berdaya, krama berbudaya. Supaya betul-betul budaya kita di Bali bisa ditonjolkan”, jelas Nyoman Sutrisna.

Disisi lain, kegiatan tersebut mendapat apresiasi dari Sekretaris Dinas Kebudayaan Buleleng Made Sudiarba. Menurutnya, pertunjukan yang digelar Desa Adat Pakraman Buleleng adalah salah satu bukti perkembangan pembangunan Buleleng dalam bidang seni dan budaya.

Terkait dengan permohonan untuk memanfaatkan Wantilan sebagai salah satu lokasi pementasan dalam ajang Buleleng Festival, Sudiarba menyatakan sependapat dan akan mempertimbangkan permohonan tersebut.

“Untuk Bulfest tahun 2018, wantilan ini akan saya perjuangkan menjadi salah satu lokasi pementasan. Kami akan sampaikan nanti ke Pak Bupati. Kalau ini disetujui, pementasan Puri Kanginan akan digeser ke Wantilan Pura Desa Adat Pakraman Buleleng”, pungkasnya.

rri.co.id/Image YouTube

Leave a Comment

0/5

https://indonesiaheritage-cities.org/