Siak – Bupati Siak Syamsuar marah saat mengetahui ada yang dengan sengaja berupaya membakar patung diorama pengawal sultan yang ada di dalam Istana Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak, Riau.
“Saya sangat mengutuk tindakan biadab dan tidak terpuji ini,” ujar Bupati Siak Syamsuar dengan nada kesal, Senin.
Dia menyebutkan bahwanya sangat kaget mendengar kabar tersebut. Bahkan ia tidak menyangka ada oknum berani berupaya membakar dengan sengaja isi Istana Siak yang notabenenya merupakan peninggalan bersejarah. Apalagi, kejadian itu terjadi pada siang hari bolong.
“Saya mendapat kabar mengejutkan sore tadi, ada oknum yang diindikasi sengaja membakar Istana Siak Asserayah Hasyimiah,” ungkapnya.
Dia ingin pihak kepolisian mengusutnya secara tuntas dan menangkap pelaku yang mencoba membakar istana Siak itu. Bilamana memang ada indikasi kesengajaan ingin merusak salah satu warisan budaya milik Indonesia ini, kiranya pelaku dapat diberi hukuman yang setimpal.
“Saya telah berkoordinasi dengan semua jajaran terkait, termasuk pihak kepolisian, untuk segera mengusut kejadian ini dengan tuntas. Saya berharap pelaku dapat segera ditangkap,” kata dia lagi.
“Saya juga mengajak masyarakat untuk mau memberikan informasi yang bisa membantu mengungkap kasus ini. Mari kita berdoa bersama, agar kejadian ini tidak lagi terulang,” ujarnya pula.
Senin siang (8/1) sekitar pukul 14.45 WIB, pengunjung dan petugas istana Siak dibuat kaget dan gempar, lantaran tiba-tiba ada api yang membakar karpet, patung diorama dan gorden Istana Siak yang ada di ruang tengah istana.
Istana Siak Sri Indrapura atau disebut juga “Istana Matahari Timur”, merupakan kediaman resmi Sultan Siak yang mulai dibangun pada tahun 1889, yaitu pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim. Istana ini merupakan peninggalan Kesultanan Siak Sri Inderapura yang selesai dibangun pada tahun 1893.
Kompleks istana ini memiliki luas sekitar 32.000 meter persegi yang terdiri dari empat istana yaitu Istana Siak, Istana Lima, Istana Padjang, dan Istana Baroe. Istana Siak sendiri memiliki luas 1.000 meter persegi.
Istana Siak memiliki arsitektur bercorak Melayu, Arab, dan Eropa. Bangunannya terdiri dari dua lantai. Lantai bawah dibagi menjadi enam ruangan sidang: Ruang tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, satu ruangan di samping kanan adalah ruang sidang kerajaan, juga digunakan untuk ruang pesta.
Lantai atas terbagi menjadi sembilan ruangan, berfungsi untuk istirahat Sultan serta para tamu istana. Di puncak bangunan terdapat enam patung burung elang sebagai lambang keberanian Istana. Sementara pada halaman istana masih dapat dilihat delapan meriam menyebar ke berbagai sisi-sisi halaman istana, kemudian di sebelah kiri belakang istana terdapat bangunan kecil yang dahulunya digunakan sebagai penjara sementara.
antaranews.com