Ada sebuah candi keren dan megah di Gianyar, namanya adalah Candi Gunung Kawi Tampaksiring. Candi ini memiliki desain yang mengagumkan dan unik. Ditambah lagi, Candi Gunung Kawi ini juga merupakan sebuah candi bersejarah peninggalan kerajaan Bali terdahulu.
Pesona Candi Gunung Kawi Tampaksiring sangat tampak nyata. Siapapun yang datang pasti berdecak kagum akan karya seni yang spektakuler ini. Namun itulah yang menjadi keunikan Candi Gunung Kawi. Tak seperti bangunan candi atau pura pada umumnya yang berupa tumpukan bebatuan, namun pahatan-pahatan candi di komplek wisata ini tampak sangat sempurna terukir di batuan gunung.
Candi Gunung Kawi Tampaksiring Merupakan Cagar Budaya Bersejarah
Karena itulah cagar budaya peninggalan Kerajaan Udayana ini diberi nama Candi Gunung Kawi Tampaksiring. Gunung berarti gunung, dan kawi itu berarti pahatan. Sehingga dapat diartikan Candi Gunung Kawi adalah sebuah candi yang dipahat di atas gunung. Candi Gunung Kawi ditemukan oleh seorang peneliti Belanda pada tahun 1920 Masehi.
Untuk sampai di lokasi candi unik ini harus ditempuh dengan usaha yang sungguh luar biasa. Pasalnya, pengunjung yang datang harus mengeluarkan tenaga ekstra dengan berjalan kaki menapaki 300an anak tangga untuk sampai. Oleh karenanya sebelum berencana datang, fisik dan tenaga harus dipersiapkan semaksimal mungkin.
Pemandangan Alam Hijau di Candi Gunung Kawi Tampaksiring
Meskipun harus bersusah payah, tak lantas hanya rasa capai yang didapatkan. Pemandangan indah areal persawahan yang membentang menjadi teman yang menenangkan jiwa. Hijaunya padi tampak sangat menyegarkan mata ditambah kesejukan udara pegunungan hingga lelah tak terasa lagi.
Di kawasan Candi Gunung Kawi Tampaksiring ini terdapat 10 candi yang tersebar di beberapa lokasi. Lima buah candi pada sisi timur Sungai Pakerisan (bagian utama komplek Candi Gunung Kawi) dan 5 buah pada sisi sebelah barat sungai. Areal sebelah barat sungai terbagi lagi menjadi 4 candi berada pada sisi utara, dan 200 arah selatan terdapat sebuah candi lagi.
Sejarah Candi Gunung Kawi Tampaksiring
Dalam sejarah yang mencatat raja-raja di Bali, Raja Udayana memiliki permaisuri yang berasal dari Jawa yang bernama Gunapriya Dharmapatni. Raja yang merupakan keturunan dari Sri Kesariwarmmadewa ini memerintah sangat bijaksana sehingga sangat terkenal di masanya.
Raja Udayana memiliki 3 orang anak yaitu Airlangga, Marakata, dan Anak Wungsu. Airlangga yang merupakan anak sulung hijrah ke Kerajaan Kediri dan diangkat menjadi raja untuk menggantikan kakeknya Mpu Sendok.
Setelah Raja Udayana wafat, Marakata sebagai anak ke-2 diangkat menjadi raja. Kemudian tahta kerajaan diteruskan oleh adiknya Anak Wungsu. Candi Gunung Kawi ini dibangun oleh Marakata untuk tempat pemujaan arwah sang ayah Raja Udayana.
Pada dinding-dinding tebing di lokasi Candi Gunung Kawi terdapat cerukan-cerukan yang diperkirakan adalah tempat pertapaan para bhiksu Budha. Ini memperlihatkan bahwa pada masa itu kerukunan umat beragama sudah terjalin harmonis. Terbukti dengan adanya candi Hindu dan pertapaan Budha terletak berdampingan.
kintamani.id