Diskusi Bulanan Pertama JKPI: Kota Pusaka Sebagai Pusat Kawasan Ekonomi Kreatif
Jumat, 16 Mei 2012 lalu, diselenggarakan diskusi bulanan pertama JKPI. Diskusi bulanan kali ini mengambil tema “Kota Pusaka Sebagai Pusat Kawasan Ekonomi Kreatif”. Walaupun bertempat di Jakarta, tuan rumah diskusi kali ini adalah Kota Baubau. Oleh karena itu, diskusi kali ini membahas kota pusaka yang berkaitan dengan ekonomi di daerah Indonesia pada umumnya dan Kota Baubau pada khususnya.
Diskusi yang mengambil tempat di Newseum Café, jalan Veteran I, Jakarta Pusat, ini menghadirkan tiga orang pembicara yang berbeda latar belakang. Prof. Dr. Laode M. Kamarudin, M. Eng yang merupakan pemuka masyarakat Baubau dan Rektor Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Cristian Rahadiansyah, pimpinan redaksi Jalan-jalan dan Garuda Inflight Magazine, dan Dr. Juju Masunah sebagai Direktur Seni dan Pertunjukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sehingga diskusi kali ini berlangsung menarik dengan pembahasan dari tiga sudut pandang.
Diskusi yang direncanakan dimulai pukul 19.00 WIB ini berjalan sesuai rencana. Sebelum pukul 18.30 WIB, para peserta dan media sudah terlihat meramaikan lobi Newseum Café untuk melakukan registrasi dan menikmati makanan ringan dan minuman yang telah disediakan. Setelah para peserta menempati tempat duduknya masing-masing dan waktu telah masuk pada jam yang ditentukan, diskusi dibuka oleh MC dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama.
Acara selanjutnya, sambutan dari Bpk. Asfarinal sebagai perwakilan Ketua JKPI yang berhalangan hadir dan Walikota Baubau, Bpk. Amirul Tamim, M.Si. Di dalam sambutannya, Bpk. Asfarinal berharap agar diskusi bulanan ini terus berlanjut setiap bulannya, “semoga acara diskusi bulanan JKPI ini tetap berlanjut dengan tuan rumah yang berbeda” Sementara Bpk. Amirul Tamim dalam sambutannya juga menyebutkan sebuah harapan agar Baubau, lewat pariwisatanya, dapat membantu Indonesia menghasilkan devisa, “Indonesia memiliki sejarah dan potensi alam yang melimpah. Potensi dan sejarah yang melimpah bisa saja hilang jika pribadi sendiri tidak bangga. Semoga Baubau dapat berpartisipasi sebagai pemasok devisa.”
Setelah sambutan, dilakukan tukar-menukar cinderamata antara Direktur Eksekutif JKPI, Bpk. Asfarinal, dengan Walikota Baubau, Bpk. Amirul Tamim, M.Si. Sebuah tas berbahan kain khas Buton dan sebuah tas berbahan kulit ular diberikan oleh Bpk. Asfarinal kepada Bpk. Amirul Tamim. Sementara sebuah pelakat, lambang kota Baubau, merupakan souvenir yang diberikan Walikota Baubau kepada Direktur Eksekutif JKPI.
Setelah acara pembuka selesai dilaksanakan, pada pukul 19.30 WIB, moderator mengambil alih acara dengan presentasi dan langsung mempersilakan Prof. Dr. Laode menyampaikan presentasinya. Dalam presentasinya, Prof. Laode, dengan disertai data-data pendukung, membahas tentang gambaran umum ekonomi kreatif di belahan dunia termasuk Indonesia dan potensi anak muda dalam mengembangkan ekonomi kreatif. Menurutnya, “Ekonomi kreatif Indonesia kurang perhatian pemerintah. Jika ekonomi kreatif Indonesia berkembang, itu merupakan karya dan inisiatif pribadi masyarakat, khususnya anak muda.” Prof. Laode juga menyayangkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap anak muda, karena menurutnya anak muda dapat dimanfaatkan dalam menyebarluaskan info dengan sangat mobile-nya komunikasi horizontal yang dilakukan anak muda di media sosial.
Presentasi selanjutnya oleh Dr. Juju mengenai kegiatan yang sedang beliau lakukan yakni membangun pariwisata Ciater. Kegiatan yang dilakukan Dr. Juju ini bertujuan mengembangkan potensi warga Ciater yang memiliki banyak potensi wisata agar tidak kehilangan keuntungan dari para wisatawan yang berkunjung ke daerah mereka. Hal ini dilakukan dengan bertolak kepada yang menikmati keuntungan dari para wisatawan sampai sekarang ini bukan orang Ciater sendiri. Presentasi terakhir disampaikan oleh Bpk. Cristian Rahadiansyah yang membahas hal apa sajakah yang perlu diperhatikan dan dilakukan oleh suatu daerah yang ingin menjadi daerah tujuan wisata.
Setelah mendengarkan presentasi dari ketiga narasumber, dilakukan sesi tanya-jawab. Dari sesi tanya-jawab ini dihasilkan kesimpulan yaitu suatu daerah perlu mengetahui potensi yang dapat dan akan dijual, siapa yang akan membeli potensi wisata tersebut, apa yang ingin dicapai dalam mengembangkan potensi, dan bagaimana cara mengembangkan potensi.
Diskusi ditutup oleh MC pada pukul 10.04 WIB dan dilanjutkan dengan acara makan malam.