Rijstta Fest merupakan rangkaian festival bertemakan sejarah kolonial yang akan dilakukan secara marathon di kota-kota besar seluruh Indonesia. Di Semarang, Jawa Tengah, khususnya Kota Lama menjadi tempat pertama diadakannya acara ini, 22-23 November 2016.
Festival sejarah yang dikemas dengan berbagai kegiatan ini akan dipusatkan di Taman Srigunting dan bangunan bersejarah Oudetrap. Taman Sri Gunting yang asri akan ditata sebagai taman sejarah yang penuh dengan nuansa romantik, dengan payung-payung dan diorama sejarah kolonial di Indonesia.
Rijstta Fest sendiri berasal dari kata Rijsttafel yang merupakan adat tata cara makan bangsa Belanda saat menjajah Indonesia.
Wisatawan yang datang ke Kota Lama dapat menikmati hidangan atau kuliner khas Semarang-an yang telah ada sejak penjajahan, secara gratis.
“Dengan 10 jenis sajian makanan khas tersebut harapannya masyarakat lebih mengenal lagi, dan merasakan kuliner daerah tersebut merupakan bagian dari sejarah kotanya,” ujar Fauzi, ketua pelaksana Rijstta Fest, saat konfrensi pers di Kota Lama, Senin (21/11/2016).
Wisatawan pun dapat mencoba membuat wayang suket, wayang dari jerami yang bisa dibuat saat gelaran acara tersebut. Beberapa penampilan baik kebudayaan daerah maupun budaya populer akan disuguhkan pada wisatawan, seperti tarian-tarian daerah, penampilan musik bertema lawas, hingga stand up comedy dengan tema yang sama.
Salah satu rangkaian yang menjadi titik edukasi bagi wisatawan ialah, adanya seminar tentang riset pandangan anak muda terhadap kolonialisme dan nasionalisme. Center for Indonesia Risk Studies (CIRis), bekerja sama dengan Syarikat Indonesia, dan Kedutaan Besar Belanda di Indonesia, yang telah melakukan riset tersebut.
“Hasil survei ini banyak yang menarik. Hasil pemetaan presepsi generasi muda ternyata dapat memunculkan banyak hal, seperti bagaimana mereka melihat sejarahnya sendiri dengan caranya, hingga pada cara mereka mereka menjiwai nasionalisme,” ujar Erwin Endaryanta, salah satu penelitinya, dalam konferensi pers Rijstta Fest di Kota Lama.
Dalam rangkaian acaranya pula, terdapat workshop khusus komunitas anak muda yang berkaitan dengan dokumentasi, hobi, seni-budaya, dan sejarah. Mereka akan diberikan asupan dalam workshopmengenai community development, hingga sejarah kota.
travel.kompas.com/Image johansurya.com