Setelah melihat dan mengikuti langsung pelaksanaan Festival Pusaka Nusantara (FPN) VII di Karangasem Bali, Bupati Siak Alfedri optimistis pelaksanaan kegiatan tahun depan di Siak akan lebih semarak. Sebab, ia juga berperan mempromosikan budaya dan pariwisata Siak sebagai daerah yang kini menjadi tujuan wisata di Sumatra.
Dalam pada itu, Alfedri juga telah memaparkan beberapa kesiapan Siak menjadi tuan rumah FPN VIII. Pemkab Siak akan menggabungkan pelaksanaan pawai budaya internasional yang rutin dilaksanakan setiap tahun di Kabupaten Siak, dengan iven pawai budaya nusantara JKPI.
Jika di Bali pawai budaya hanya diikuti oleh kontingen di dalam negeri, tahun depan di Siak juga bakal diikuti oleh warga negara Thailand, Vietnam, Philipina, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. Ia meyakinkan, pawai budaya yang digelar tahun depan jauh lebih semarak.
“Untuk lebih memperkenalkan Sungai Siak sebagai sungai terdalam di Indonesia, kami berencana melaksanakan parade budaya di Sungai Siak,” kata dia.
Pihaknya juga akan melaksanakan sosialisasi kebudayaan kepada pelajar di kabupaten Siak. Ia akan meminta setiap anggota JKPI yang hadir untuk memberikan pengajaran keberagaman budaya di Indonesia pada tiap-tiap sekolah.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) Asfarinal mengatakan jika ingin pelaksanaan FPN dan Rakernas JKPI lebih meriah tahun ke tahun, harus ada ikon atau unit baru yang diciptakan.
“Saya berharap di Siak nantinya akan ada hal unik yang ditampilkan, sehingga akan menjadi kesan tersendiri bagi anggota JKPI yang lainnya”, kata lelaki yang kerap dipanggil Nanang itu.
Kemudian, ketika pelaksanaan pawai budaya nusantara di Siak, JKPI juga berencana akan meluncurkan secara resmi Mars JKPI, dan dinyanyikan secara resmi di Siak untuk pertama kalinya.
Dalam Rakernas JKPI 2019 tersebut, juga dilaksanakan serahterima secara resmi jabatan Ketua Dewan Presidium JKPI dari Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri kepadaBupati Siak Alfedri.
JKPI sendiri adalah suatu organisasi di antara pemerintah kota dan kabupaten yang mempunyai keanekaragaman pusaka alam dan atau pusaka budaya (tangible dan intangible). Tujuan utama dari organisasi ini adalah untuk bersama-sama melestarikan pusaka alam dan pusaka budaya sebagai modal dasar pembangunan masa depan.
Melalui serangkaian bentuk kerjasama di antara kota-kota yang mempunyai pusaka alam dan pusaka budaya dan JKPI juga berupaya mendukung anggotanya untuk dapat menjadi anggota kota pusaka dunia.
“Tujuan keikutsertaan kita dalam JKPI juga terkait upaya organisasi dalam melestarikan pusaka bersama para pemangku kepentingan, mendorong peran aktif masyarakat dalam pelestarian pusaka dan pengembangannya yang positif dalam kehidupan bermasyarakat inventarisasi kekayaan warisan pusaka dari anggota JKPI, mengembangkan pemahaman keberagaman alam dan budaya untuk memperkuat NKRI, dan sebagai wadah promosi Pusaka yang ada bagi para anggotanya,” kata Sekretaris Daerah Tengku Said Hamzah yang turut mendampingi Bupati Alfedri dalam Rakernas tersebut..
Hamzah juga menyebut sebagai anggota JKPI, Kabupaten Siak sudah mulai merasakan manfaat keikutsertaan dalam organisasi kota pusaka itu. Siak telah mendapatkan anggaran melalui kementerian terkait dalam membangun atau merenovasi bangunan pusaka bersejarah di Kabupaten Siak.
“Teman-teman JKPI juga membantu memfasilitasi anggaran pusat untuk pemugaran Bangunan Tangsi Belanda di mempura dan lanskap halaman, selain itu kita juga dibantu penyiapan blue print pengembangan Kota Pusaka Siak Sri Indrapura,” kata dia.
Menurut dia, salah satu maksud dari pembentukan organisasi JKPI adalah adanya upaya fasilitasi JKPI kepada kabupaten dan anggota dalam melakukan perbaikan peninggalan pusaka, serta kolaboras untuk promosi potensi wisata baik di dalam maupun luar negeri.
tribunnews.com