Geopark Belitong ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark pada Sidang ke 211 Dewan Eksekutif UNESCO yang diselenggarakan secara virtual dari Paris.
Dalam sidang itu, selain Geopark Belitong, terdapat tujuh nominasi lain yang direkomendasikan UNESCO Global Geopark Council (UGGC) untuk diinskripsi sebagai UNESCO Global Geopark baru. Sidang UGGC berlangsung 8-9 Desember 2020.
Pandemi Covid-19 menyebabkan UNESCO Global Geopark Council tidak bisa mengevaluasi seluruh aplikasi geopark yang sudah diajukan.
Geopark Belitong, yang terletak di Pulau Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung menjadi salah satu prioritas dalam pembahasan dan berhasil mendapatkan rekomendasi positif untuk dimasukan ke dalam daftar UNESCO Global Geopark.
Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie mengatakan, UNESCO mengakui keberagaman geologis di Pulau Belitung dan sekitarnya.
Keberagaman tersebut termasuk lanskap, bebatuan, mineral, proses geologis dan tektonik serta evolusi bumi di Belitung.
“Geopark Belitong juga dinilai memiliki keunikan dengan adanya keterkaitan kuat antara aspek geologis, biologis dan budaya,” ujar Isyak merujuk informasi yang diterima dari KBRI Paris.
Lanskap geologi Pulau Belitung yang unik, menjadi rumah bagi berbagai flora dan fauna yang di antaranya hanya ditemukan di Belitung, seperti ikan hampala dan ikan toman. Keanekaragaman hayati tersebut digunakan oleh masyarakat Belitung di antaranya dengan pemanfaatan tanaman herbal.
Penetapan Geopark Belitong sebagai UNESCO Global Geopark, merupakan upaya bersama pemerintah pusat dan daerah maupun akademisi, pemuda dan masyarakat lokal.
Khususnya, dalam menyusun dokumen nominasi yang menggambarkan nilai-nilai universal, rencana pengelolaan, visibilitas dan jejaring kerja sama Geopark Belitong.
Indonesia berkomitmen melanjutkan upaya perlindungan dan pelestarian situs geopark dan memanfaatkan kekayaan situs tersebut untuk mempromosikan ekonomi masyarakat lokal secara berkelanjutan.
Berbagai upaya yang dapat dilakukan seperti pengembangan geopariwisata dan geoedukasi yang bisa membuka peluang untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat lokal melalui promosi budaya dan produk.
Indonesia juga berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran dan melibatkan masyarakat untuk senantiasa menjaga kelestarian lingkungan di situs geopark.
Melalui UNESCO Global Geopark Program, Indonesia dapat memanfaatkan jaringan Global Geoparks Network dan Asia Pacific Geoparks Network untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam upaya mengelola situs geopark dengan mengedepankan aspek pendidikan, sains, pemberdayaan masyarakat lokal, dan pembangunan berkelanjutan.
Geopark Belitong, merupakan geopark nasional Indonesia keenam yang masuk ke dalam daftar UNESCO Global Geopark. Sebelumnya, Indonesia telah berhasil mendaftarkan Kaldera Toba, Batur, Ciletuh, Gunung Sewu, dan Rinjani.
Indonesia juga memiliki banyak kekayaan alam dan budaya yang masuk dalam daftar UNESCO antara lain sembilan situs warisan budaya dan alam dan 18 cagar biosfer.
kompas.com/Image CNN