Tepat bulan beredar diatas Equator di tahun kabisat (2014) ini, bertempat di Newsium masyarakat pelestari cagar budaya dan steakholder yang peduli hadir memperingati Hari Pusaka Indonesia. Diantara steakholder pusaka yang hadir, ada Newsium sebagai tuan rumah, Royal Panji Society, Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI), i boekoe, Wiranegara, Indonesia Heritage Club dan Her.It.Age. Dari peserta yang hadir bersepakat bahwa hari pusaka di peringati bertepatan keberadaan bulan tepat diatas garis Equator bertepatan tanggal 23 maret, penghargaan tersebut diberikan kepada sebuah hari dimana tertera sebuah prasasti tua, yaitu Prasasti Talang Tuwo yang dimana ditemukan tulisan dalam aksara Palawa dan berbahasa Melayu. Pada Prasasti Talang Tuwo yang berukuran 50 cm x 80 cm ini tertera pembuatannya pada tahun 606 tahun saka atau 23 Maret 684 Masehi. Saat ini prasasti yang berumur 1330 tahun ini tersimpan di Museum Nasional Indonesia.
Berikut ini isi dan terjemahan dari Prasasti Talang Tuwo;
Pada tanggal 23 Maret 684 Masehi, pada saat itulah taman ini yang dinamakan Śrīksetra dibuat di bawah pimpinan Sri Baginda Śrī Jayanāśa. Inilah niat baginda: Semoga yang ditanam di sini, pohon kelapa, pinang, aren, sagu, dan bermacam-macam pohon, buahnya dapat dimakan, demikian pula bambu haur, waluh, dan pattum, dan sebagainya; dan semoga juga tanaman-tanaman lainnya dengan bendungan-bendungan dan kolam-kolamnya, dan semua amal yang saya berikan, dapat digunakan untuk kebaikan semua makhluk, yang dapat pindah tempat dan yang tidak, dan bagi mereka menjadi jalan terbaik untuk mendapatkan kebahagiaan. Jika mereka lapar waktu beristirahat atau dalam perjalanan, semoga mereka menemukan makanan serta air minum. Semoga semua kebun yang mereka buka menjadi berlebih (panennya). Semoga suburlah ternak bermacam jenis yang mereka pelihara, dan juga anak keturunan mereka milik mereka. Semoga mereka tidak terkena malapetaka, tidak tersiksa karena tidak bisa tidur. Apa pun yang mereka perbuat, semoga semua planet dan bintang menguntungkan mereka, dan semoga mereka terhindar dari penyakit dan ketuaan selama menjalankan usaha mereka. Dan juga semoga semua hamba mereka setia pada mereka dan berbakti, lagipula semoga teman-teman mereka tidak mengkhianati mereka dan semoga istri mereka menjadi pasangan yang setia. Lebih-lebih lagi, di mana pun mereka berada, semoga di tempat itu tidak ada pencuri, atau orang yang mempergunakan kekerasan, atau pembunuh, atau penzinah. Selain itu, semoga mereka mempunyai seorang kawan sebagai penasihat baik; semoga dalam diri mereka lahir pikiran pencerahan dan persahabatan (…) dari Tiga Ratna, dan semoga mereka tidak terpisah dari Tiga mutiara itu. Dan juga semoga senantiasa (mereka bersikap) murah hati, taat pada peraturan, dan sabar; semoga dalam diri mereka terbit tenaga, kerajinan, pengetahuan akan semua kesenian berbagai jenis; semoga semangat mereka terpusatkan, mereka memiliki pengetahuan, ingatan, kecerdasan. Lagi pula semoga mereka teguh pendapatnya, bertubuh intan seperti para mahāsattwa berkekuatan tiada bertara, berjaya, dan juga ingat akan kehidupan-kehidupan mereka sebelumnya, berindra lengkap, berbentuk penuh, berbahagia, bersenyum, tenang, bersuara yang menyenangkan, suara Yang Maha Esa. Semoga mereka dilahirkan sebagai laki-laki atau perempuan, dan keberadaannya berkat mereka sendiri; semoga mereka menjadi wadah Batu Ajaib, mempunyai kekuasaan atas kelahiran-kelahiran, kekuasaan atas karma, kekuasaan atas noda, dan semoga akhirnya mereka mendapatkan Penerangan sempurna lagi agung. (id.wikipedia)