Oleh; Rinto Taib, MSi
(Kepala Litbang JKPI, Manajer Humas & Edukasi Literasi Digital Maluku Utara)
Laskar Kota Rempah adalah sebuah komunitas berbasis kalangan birokrat muda, jurnalis, mahasiswa dan pemuda yang peduli dengan tematik sekaligus identitas atau city branding Ternate Kota Rempah. Syarat keanggotaan utamanya adalah memiliki kemampuan menulis sebagai bagian ekosistem literasi kota rempah, memahami aspek kesejarahan dan kebudayaan Ternate. Keaktifan dalam dunia literasi digital sangatlah diperlukan untuk mengkampanyekan dan mengedukasi berbagai perencanaan dan program pembangunan yang berkaitan dengan city branding Ternate sebagai Kota Rempah.
Sebagai salah satu ekosistem literasi khususnya dalam platform literasi digital maka, Laskar Kota Rempah lebih berorientasi pada gerakan literasi digital dengan memaksimalkan layanan internet dan berbagai fitur untuk kepentingan publikasi dan edukasi. Ruang-ruang diskusi adalah ruh dari aktivitas yang dapat saja berlangsung melalui tatap muka dan sentuhan fisik (offline) maupun secara online (zoom meeting). Program utama yang menjadi kiblat dan orientasi bersama adalah berkaitan dengan program pemajuan kebudayaan yang mencakup 10 sepuluh objek pemajuan kebudayaan (OPK) dengan program kegiatan dan orientasi yang secara sederhana bertujuan untuk :
1. Mengawal dan mensukseskan program nasional muhibah jalur rempah yang digagas oleh Direktorat Jenderal Kebudayaam Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), yang bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat tentang kekeyaan rempah di Indonesia yang telah ada sejak masa pra kolonial dan menghubungkan peradaban antara dunia Timur dan Barat.. Program ini akan berlaangsung hingga 2024 mendatang dengan melibatkan peran serta pemerintah daerah di jalur rempah termasuk Kota Ternate sebagai salah satu titik singgah pelayaran muhibah jalur rempah yang dilakukan melalui pelayaran kapal Dewa Ruci beberapa waktu lalu. Salah satu poin penting dari rangkaian program ini adalah menyusun nominasi Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia yang akan disampaikan kepada UNESCO pada tahun 2024 mendatang.
2. Berbagai kegiatan pendukungan atas agenda mewujudkan Ternate Kota Rempah dalam ragam lapisan dan kepentingan masyarakat termasuk pula isu ilmu pengetaahuan yang memberikan peran bagi komunitas akademik seperti kegiatan kajian keilmuan, riset pengetahuan serta field studi yang berbasis pelajar dan mahasiswa. Salah satu contohnya adalah isu Wallacea yang menempatkan Ternate sebagai tempat lahirnya teori evolusi dalam peradaban ilmu pengetahuan modern khususnya biologi, etnologi, sejarah alam. Ruang lingkup kajian ini termasuk pula meluas ke aspek geologi dan Wallacea line, ring of fire dan geothermal energy, ekologi dan biotechnology, biodiversity dan cultural diverssity, dan lain-lain sebagainya. Dalam konteks berjejaring dalam hal kesamaan orientasi dan isu maka terdapat berbagai lembaga yang selama ini ikut dalam isu serupa antara lain; AIPI, ALMI, USAID, Australian Aid, Tempo Institute, Kompas, Knowledge Sector Initiative, dan lain-lain sebagainya.
3. Pemberdayaan dan penguatan UMKM termasuk melalui pendampingan digitalisasi UMKM yang akan bermanfaat untuk membantu para usahawan milenial dan mengembangkan kapasitas kewirausahaan digital. Hal ini sebagaimana telah dilakukan oleh Manajemen project literasi digital Maluku Utara pada pelaksanaan event Festival Tara No Ate beberapa waktu lalu di benteng Oranje Ternate. Melalui program ini akan berkolaborasi dengan UMKM Corner PT Telkom maupun Bank Indonesia untuk pembinaan UMKM dan komunitas non digital untuk go digital, seperti pembuatan foto produk agar dapat lebih menarik saat diunggah ke platform marketplace ataupun e-commerce.
4. Dan seterusnya.
Dalam konteks ini pula, berbagai pilihan program untuk memperkuat narasi Ternate Kota Rempah tentulah bukan sekedar branding semata seolah kita sedang mengalami krisis identitas melainkan sebaliknya mengembalikan kejayaan masa lalu sebagai sebuah kesadaran kolektif untuk membangun masa depan yang lebih baik melalui gagasan dan pemikiran yang dikuatkan oleh regulasi kebijakan dan partisipasi publik secara meluas dalam regam gendre dan kepentingan demi satu tujuan bersama yaitu mencerdaskan kehidupan warga dan mewujudkan kesejahteraan bersama. Peran komunitas adalah kunci keberhasilan dalam mewujudkan semua ini. Dan laskar kota rempah adalah rumah bersama lintas komunitas dalam tematik program kota rempah itu sendiri. Meskipun demikian, sekali lagi adalah bersifat inklusif untuk berkolaborasi mewujudkan smart city, farming city, heritage city dan lain sebagainya sebagai tuntutan menjawab tantangan masa kini dan masa depan untuk sebuah kota yang inklusif.