Bertempat di Stadion Rondong Demang Tenggarong, Erau Adat Kutai & Folk Art Festival 2016 resmi dibuka oleh Direktur Kesenian Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Erau Adat Festival & Folk Art Festival yang ke 4 di Kabupaten Kutai Kartanegara ini juga dihadiri Gubernur Kalimantan Timur Awang Ishak di dampingi Pangdam Mulawarman serta kapolda Kalimantan Timur beserta jajarannya.
Bupati Kutai Kartanegara dalam pidatonya menyatakan bahwa Erau yang artinya ramai atau kekembiraan dan adanya Keramaian ini sejarahnya sudah lama sekali. Berdirinya Kerajaan Kutai Kartanegara Abad ke 13 dengan raja yang terkenal Mulawarman. Kerajaan tertua di Indonesia, dengan adanya bukti ditemukan Prasasti dalam bahasa Sangsekerta dengan huruf Palawa ini mestinya bisa menjadi daya tarik yang sangat menarik di kunjungi.
Bupati Kutai kartanegara juga menceritakan, bagaimana nama kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang dahulunya merupakan bergabungnya dari kerajaan Kutai Kartanegara dan Kutai Martadipura pada Abad 16 dengan raja Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa yang sebelumnya Raja Kutai kartanegara.
Pada masa bergabungnya Kerajaan yang pada Abad 17 berubah menjadi Kesultanan setelah masuknya agama Islam. Kesultanan pada 1949 bergabung kedalam Republik Indonesia Serikat (RIS), Maka setelah itu gelaran Erau mengalami kevakuman.
Di eranya Bupati Syaukani, Erau yang kehilangan gairahnya karena tidak ada lagi Sultan yang memimpin Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martapura mengajukan kepada Presiden ke 4 Gus Dur untuk diangkat lagi Sultan Kutai Kartanegara. Restu Gus Dur Presiden ke 4 tahun1999 kembali adanya Sultan Kutai Kartanegara Ing Martapura, mengeliatlah kembali Erau Adat yang kembali mendapatkan aura dari kegiatan adat tersebut. Dan sudah 4 tahun ini, Erau Adat Kutai dan Folk Art pestival digabung.
Keriuhan penonton dan tamu undangan membakar semangat pertunjukan dari peserta Folk Art 2016 yang terdiri dari Polandia, USA, Estonia, Lithuania, Taiwan, Russia, Bulgaria, Ukraina, Rumania dan tentunya beberapa daerah di Indonesia. Pertunjukan yang enerjik juga ditampilkan dari tuan Rumah, yang menampilkan tari-tarian dari multi etniknya masyarakat yang ada di Kutai Kartanegara dan pembukaan diakhiri oleh tampilan 150 penari dari Kutai Kartanegara.
Dengan dibukanya Erau Adat Kutai & Folk Art pestival, masyarakat Tenggarong dan Kutai Kartanegara serta daerah lain di Kalimantan Timur dapat menikmati pertunjukan dari para penari dari 10 negara dengan dibagi beberapa panggu di Kota Tenggarong. Pestival Erau ini berlangsung sampai dengan Tanggal 28 Agustus 2016.