Jakarta, kita mengenal nama ini sebagai ibukota negara yang dihiasi bangunan-bangunan menjulang tinggi, pusat perbelanjaan, metropolitan hingga kemacetan. Namun sisi lainnya, Jakarta juga merupakan koota yang eksotik, kota dengan peninggalan bersejarah yang unik maupun kota dengan kepulauan yang indah.
Bentangan pulau pulau yang menghiasi laut Jakarta bagian utara atau yang lebih dikenal dengan Kepualan Seribu memiliki nialai sejarah yang erat dengan pertumbuhan Kota jakarata. Banyak cerita sejarah yang tersimpan disetiap pulau-pulau serta banyak artefak (situs) yang ditinggalkan sebagai bukti kepulauan ini memiliki keterkaian erat dengan ibukota Jakarta yang dulu dikenal dengan Batavia.
Salah satu pulau yang memiliki kawasan stategis pada masa Kolonial Belanda pada masa itu adalah Pulau Onrust. Di pulau ini dibangun Benteng Martello, sebagai markas tentara penjajah Belanda.
pulau Onrust letaknya berdekatan dengan Pulau Bidadari. Pada masa kolonial Belanda, rakyat sekitar menyebut pulau ini adalah Pulau Kapal karena di pulau ini sering sekali dikunjungi kapal-kapal Belanda sebelum menuju Batavia. Di dalam pulau ini terdapat banyak peninggalan arkeologi pada masa kolonial Belanda dan juga sebuah rumah yang masih utuh dan dijadikan Museum Pulau Onrust.
Nama ‘Onrust’ sendiri diambil dari bahasa Belanda yang berarti ‘Tidak Pernah Beristirahat’ atau dalam bahasa Inggrisnya adalah ‘Unrest’.
Pada abad ke-17, pulau ini menjadi penunjang untuk infrastrutur yang diperlukan. Pada tahun 1679, VOC membangun sebuah rumah sakit lepra atau kusta yang merupakan pindahan dari Angke. Karena itulah, pulau ini sempat dinamakan Pulau Sakit.
Saat bersamaan, Belanda mendirikan benteng pengawas. Benteng yang dibangun ini lebih berfungsi sebagai sarana pengawasan untuk melakukan pertahanan dari serangan musuh. Sebelum pulau ini diduduki oleh Belanda, orang Ambon dan Belanda pernah tinggal di pulau ini.
Sekitar tahun 1800, armada laut Britania Raya menyerang pulau ini dan menghancurkan bangunan di atas pulau ini. Sekitar tahun 1803 Belanda yang kembali menguasai Pulau Bidadari dan membangunnya kembali. Akan tetapi Britania kembali menyerang tahun 1806, Pulau Onrust dan Pulau Bidadari serta pulau lainnya hancur berantakan. Tahun 1827 pulau ini kembali dibangun oleh Belanda dengan melibatkan pekerja orang Tionghoa dan tahanan. Bangunan yang dibangun adalah asrama haji yang berfungsi hingga tahun 1933.
Selain itu, Onrust sempat pula difungsikan sebagai karantina haji yang dapat menampung 3.500 jamaah haji yang akan berangkat ke Tanah Suci, Mekah. Ketika pecah perang antara Jerman dan Belanda pada 1939, pulau ini pun pernah dipakai Belanda sebagai tempat pembuangan tawanan. Sejumlah tahanan politik dan yang dianggap kriminal dieksekusi mati oleh penguasa Belanda.
Pulau Onrust, konon, juga pernah menjadi persengketan antara Kerajaan Banten dengan Jayakarta. Sebelum Belanda memasuki dan menguasai pulau-pulau yang tersebar di kawasan Kepulauan Seribu, raja-raja Kesultanan Banten telah menggunakan pulau-pulau tersebut untuk dijadikan daerah peristirahatan keluarga raja. Artinya, Banten telah lebih dulu melakukan penguasaan efektif (effective occupation) terhadap Pulau Onrust.
Kini pulau ini menjadi salah satu pulau andalan untuk menggaet pengunjung menikmati sisa-sisa bangunan peninggalan Kolonial Belanda. Dengan jarak 1,8 km dari bibir pantai Ancol, pulau ini sangat mudah ditempuh dengan transportasi laut yang ada. (Adrial-Berbagai Sumber)