Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tahun 2013 ini, Museum Noken dibangun di Papua

Sebagaimana pernyataan Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua dan Papua Barat, Apolos Marisan, mengatakan pada tahun 2013 pemerintah pusat membangun museum “Noken” di wilayah Papua.

“Iya, pada tahun depan Pemerintah Pusat berencana membangun Museum Noken di Jayapura,” kata Marisan di Jayapura, Papua, bulan Desember 2012 lalu.

Ia menjelaskan rencana pembangunan museum noken di Kota Jayapura, Papua telah dibahas sejak November lalu di Kemendikbud dan direncanakan pada tahun 2013 pembangunan museum tersebut mulai dilakukan. Dan untuk lokasi pembangunan Museum Noken tersebut akan dilakukan di lokasi Taman Budaya atau didekat lokasi museum Negeri Papua di Expo-Waena.

“Tahun 2013 akan dibangun Museum Noken di Papua, yang kebetulan juga pada November lalu hal ini sudah dibahas di Kemendikbud. Rencananya tahun depan akan dibangun di sekitar lokasi Taman Budaya atau alternatifnya di dekat Museum Negeri Papua,” kata pria asal suku Biak ini.

Lebih lanjut, Apolos Marisan mengatakan Kemendikbud menyelenggarakan forum grup diskusi disalah satu hotel ternama di Jayapura untuk melihat sejauh mana keterlibatan masyarakat dan pemerintah daerah untuk menjaga keberlangsung noken, serta melakukan verivikasi data terakhir keberadaan noken saat ini.

“Kemendikbud telah laksanakan semacam seminar terkait keberlangsungan Noken di Papua, dan ada sejumlah hal yang kami catat. Misalnya di Papua ada 257 suku dan bahasa, dan keberadaan noken juga bisa demikian jumlah dan jenisnya. Lalu sejumlah hal lainya yang kami dapatkan masukan,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Noken yang merupakan hasil rajutan atau anyaman tangan penduduk asli Papua telah ditetapkan oleh UNESCO menjadi salah satu warisan budaya dunia takbenda atau takbergerak pada 4 Desember 2012 lalu di Paris, Perancis.

Noken Diakui UNESCO

Tas rajutan atau anyaman multifungsi kerajinan tangan rakyat Papua, Noken, resmi masuk dalam Daftar UNESCO Warisan Budaya Takbenda. Berdasarkan keterangan yang diterima BBC Indonesia dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, keputusan itu diketuk palu oleh Arley Gill dari Grenada. Gill menjadi ketua Sidang Komite Antar-Pemerintah ke-7 untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda di Markas UNESCO di Paris, Prancis, 4 Desember 2012 lalu.

Wakil Menteri Bidang Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Wiendu Nuryanti menyambut gembira inskripsi itu. “Pengakuan UNESCO ini akan mendorong upaya melindungi dan mengembangkan warisan budaya Noken, yang dimiliki oleh lebih dari 250 suku bangsa di Provinsi Papua dan Papua Barat,” kata Wiendu.

“Inskripsi UNESCO ini bukanlah tujuan akhir, melainkan awal upaya kita untuk bersama-sama menggali, melindungi dan mengembangkan warisan budaya Noken yang penting ini. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan nominasi Noken,” kata Wiendu.

Wiendu didampingi oleh Titus Pekei, putra Papua, Ketua Lembaga Ekologi Papua dan pencetus gagasan menominasi Noken ke UNESCO. Titus, yang mewakili masyarakat Papua memberi masukan dan mendukung nominasi Noken ke UNESCO, turut gembira dengan berhasilnya perjuangan Noken yang telah mulai dengan penelitian lapangan oleh tim Puslitbangbud sejak awal 2011.

Perencanaan pendirian museum ini hendaknya segera direalisasikan, mengingat keberadaan museum sebagai bukti tingginya nilai budaya masyarakat Papua, terutama dalam pembuatan Noken. Sementara untuk daerah lain, keberhasilan Noken yang telah ditetapkan oleh UNESCO dapat menjadi pemacu untuk lahirnya budaya-budaya lain yang mendapat pengakuan lembaga dunia tersebut.  (Adrial)

Leave a Comment

0/5

https://indonesiaheritage-cities.org/