Dibangun pada sekitar tahun 1650, Klenteng ini dibaktikan kepada Da Bo Gong (Dewa Tanah) dan Fu De Zheng (Dewa Bumi) yang bisa digambarkan dengan istrinya Bo Gong. Klenteng ini kemudian mengalami perubahan fungsi yang semula untuk memuja dewa tanah selanjutnya menjadi tempat pemujaan juru masak Cheng Ho yang bernama Sam Po Soei Soe, diduga nama aslinya Wu Bin. Ia beragama Islam dan meninggal dunia di tempat ini.
Menurut cerita, Kapiten Lim Teng Tjau memerintahkan membangun Klenteng ini di tempat terpencil,, di tengah hutan yang menghadap ke laut sekitar 500 tahun yang lalu. Di dalam kompleks klenteng ini terdapat beberapa bangunan yaitu bangunan Klenteng utama untuk pemujaan terhadap Sam Po Soei Soe dan istrinya, bangunan untuk pemujaan sang Budha, bangunan untuk pemujaan Dewi Kwan Im, bangunan untuk pemujaan Kong Tjai Sen atau Gong Zhu Cai Shen, bangunan untuk Pemujaan Kwan Kong atau Gua Gong (Dewa Perang), bangunan makam Embah Said dan Ibu Neneng, bangunan karyawan Klenteng dan ruang serba guna.
Klenteng ini bersifat Taois dengan gaya khusus karena dikaitkan dengan makam islam yang dianggap keramat dan sekaligus menjadi tempat pemujaan baik bagi orang Cina maupun penduduk pribumi. Bangunan ini sudah beberapa kali mengalami perbaikan, perubahan serta penambahan pada tahun 1839,, 19231, 1974 dan 2009.
Leave a Comment