Indonesia memiliki kekayaan dan keindahan alam yang melimpah.
Bahkan, belum lama ini Indonesia ada di peringkat teratas negara terindah di dunia versi media Inggris, Money.co.uk, lantaran keindahan alaminya.
Baca juga: Indonesia Jadi Negara Terindah di Dunia, Ini 7 Keindahan Alamnya
Di antara banyaknya destinasi wisata di Indonesia, termasuk wisata alam, beberapa di antaranya bahkan sudah diakui oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Tempat-tempat wisata tersebut masuk dalam daftar situs warisan budaya dunia karena dianggap menyimpan warisan dari masa lalu, hari ini, dan sesuatu untuk diwariskan kepada generasi mendatang.
Lokasi tempat wisata yang tercatat sebagai situs warisan dunia ini tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Jadi, jika lokasimu terlalu jauh dari Candi Borobudur, misalnya, kamu juga bisa mengunjungi situs-situs warisan dunia lainnya yang ada di Indonesia.
Tempat Wisata Indonesia yang Diakui UNESCO
1. Kompleks Candi Borobudur
Dikutip dari Kompas.com, (24/04/2020), Kompleks Candi Borobudur adalah salah satu monumen Buddha terbesar di dunia, yang dibangun pada abad 824 Masehi oleh Raja Samaratungga ketika masa Wangsa Syailendra.
Pembangunannya selesai pada 847 Masehi oleh Ratu Prabudawardhani, putri Samaratungga.
Candi Borobudur dibangun untuk memuliakan agama Budha Mahayana.
Candi yang berlokasi di berlokasi di Jalan Badrawati, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini memiliki luas 123 x 123 meter persegi dan terdiri dari 504 patung Budha, 72 stupa terawang, serta satu stupa pusat atau induk.
Bentuk bangunan Borobudur berupa punden berundak-undak yang terdiri dari 10 tingkat. Setiap tingkatannya konon melambangkan tahapan kehidupan manusia.
Mahzab Buddha Mahayana menyebutkan, setiap orang yang ingin mencapai tingkat (sebagai Buddha) mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.
Dalam Candi Borobudur terdapat 2.672 panel. Ansambel reliefnya paling lengkap di dunia dan tidak akan tertandingi nilai seninya, karena setiap adegannya merupakan mahakarya yang utuh.
Menurut situs UNESCO, pembagian vertikal Candi Borobudur menjadi tiga, yakni dasar, tubuh, dan suprastruktur, sesuai dengan konsep Alam Semesta dalam kosmologi Buddha.
Pada konsep tersebut, diyakini bahwa alam semesta dibagi menjadi tiga bidang yang saling tumpang tindih, yakni kamadhatu, rapadhatu, dan arupadhatu.
Menurut situs Taman Wisata Candi Borobudur, kamadhatu adalah dunia fenomenal atau dunia yang dihuni oleh orang-orang biasa, sementara rapadhatu adalah lingkup peralihan saat manusia dibebaskan dari urusan duniawi.
Sedangkan arupadhatu adalah lingkungan tertinggi tempat tinggal para dewa.
Kompleks Candi Borobudur terdiri dari tiga monumen, termasuk dua candi yang lebih kecil di sebelah timur, yakni Candi Mendut dan Candi Pawon.
Ketiga monumen tersebut merupakan fase-fase dalam pencapaian Nibbana.
2. Taman Nasional Komodo
Taman Nasional Komodo berlokasi di antara Pulau Sumba dan Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), serta terdiri dari tiga pulau besar, yakni Pulau Rinca, Pulau Komodo, dan Pulau Padar. Namun, ada banyak pulau-pulau kecil yang juga tergabung di dalamnya, yang semuanya berasal dari gunung berapi.
Menurut UNESCO, tempat ini diidentifikasi sebagai kawasan prioritas konservasi global, yang tediri dari ekosistem darat dan laut, serta mencakup area seluas 219.322 hektar.
Iklim kering di tempat ini memicu adaptasi evolusioner spesisifik pada flora yang ada di sana, yang berkisar mulai dari padang rumput, padang rumput sabana, hutan gugur tropis, dan hutan awan kuasi.
Tempat ini punya lereng-lereng bukit yang terjal dan vegetasi keringnya sangat kontras dengna pantai berpasir dan perairan birunya yang kaya akan karang.
Penghuni Taman Nasional Komodo adalah Varanus komodoensis atau yang kita kenal dengan komodo.
Spesies kadal terbesar ini tidak ada di tempat lain di dunia dan merupakan wakil terakhir dari populasi peninggalan kadal besar yang pernah hidup di seluruh Indonesia dan Australia.
Komodo juga dikenal luas sebagai “Komodo Dragons” karena penampilan dan perilaku agresifnya.
Kadal raksasa ini bisa tumbuh dengan panjang rata-rata dua hingga tiga meter.
Selain rumah bagi para komodo, Taman Nasional Komodo juga merupakan rumah perlindungan bagi berbagai spesies darat lain, seperti unggas semak berkaki jingga, tikus endemik, dan rusa Timor.
Ada pula terumbu karang yang cantik dan punya keanekaragaman spesies yang luar biasa, serta penyu, paus, lumba-lumba, dan duyung yang hadir karena tertarik arus laut yang kuat.
3. Candi Prambanan
Dikutip Kompas.com dari situs Perpustakaan Nasional RI, Candi Prambanan terletak di lingkungan Taman Wisata Prambanan, lebih kurang 17 kilometer (km) ke arah timur dari Yogyakarta.
Tepatnya, candi ini berlokasi di Jalan Raya Solo – Yogyakarta No.16, Kranggan, Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Indonesia.
Mengutip Kompas.com, (03/11/2021), Candi Prambanan dibangun pada masa pemerintahan Raja Pakai Pikatan, yang memerintah Mataram Kuno antara 840-856 Masehi.
Sementara candi-candi kecil lainnya yang berada di kompleks tersebut dibangun pada masa raja-raja berikutnya, bahkan hingga periode kekuasaan Rakai Watukara Dyah Balitung (898-915 Masehi).
Karena lokasinya yang hanya berjarak sekitar 19 km dari Candi Borobudur, beberapa sejarawan menafsirkan latar belakang didirikannya candi ini adalah sebagai respons artistik, politik, dan agama terhadap pembangunan Borobudur.
Bangunan Candi Prambanan dipersembahkan untuk Trimurti atau tiga dewa utama Hindu, yaitu Brahma (dewa pencipta), Wisnu (dewa pemelihara), dan Siwa (dewa pemusnah).
Di kompleks candi ini terdapat arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter, yang menunjukkan bahwa dewa Siwa lebih diutamakan Candi Prambanan dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1991, bersama dengan Candi Borobudur.
Dulunya, jumlah Candi Prambanan mencapai 240 bangunan candi, yang terdiri dari tiga Candi Trimurti, tiga Candi Wahana, dua Candi Apit, empat Candi Kelir, empat Candi Patok, dan 224 Candi Perwara.
Namun, kini hanya tersisa 18 candi, sementara sebagian besar Candi Perwara, yang ukurannya kecil, belum dipugar dan hanya berupa tumpukan batu berserakan.
4. Taman Nasional Ujung Kulon
Dikutip Kompas.com dari situs Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Taman Nasional Ujung Kulon adalah Kawasan Taman Nasional yang terletak di ujung paling barat Pulau Jawa.
Lokasi tepatnya adalah di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
UNESCO menetapkan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai Situs Warisan Dunia pada 1 Februari 1992.
Taman nasional seluas 122.956 hektar ini merupakan rumah bagi Badak Jawa yang sangat populer, tapi terancam punah.
Selain sebagai taman nasional, destinasi ini juga menjadi tempat wisata alam yang sangat luas dan menarik untuk dijelajahi. Alamnya yang masih terjaga membuat pengunjung bisa menikmati keindahan vegetasi yang tumbuh bebas.
Di beberapa wilayah, pengunjung juga dapat melihat satwa-satwa liar hidup dengan bebas.