Sungai Penuh, Bupati Kerinci DR.H.Adirozal,M.Si didampingi Ketua DPRD Kabupaten Kerinci H.Liberty,M.Hum perintahkan Dinas Porabudpar Kabupaten Kerinci dan Dinas Pendidikan Kabupaten Kerinci untuk menggali Prasasti Kerinci yang dikenal dengan aksara Incung yang terpahat dan tertulis pada ruas buluh,tanduk kerbau,dan sejumlah media lainnya Hal ini disampaikan Bupati Kerinci H.Adirozal,M.Si menjawab pertanyaan penulis Budhi VJ Rio Temenggung di kawasan Wisata Danau Kerinci Kemaren, Menurut Adirozal,M.Si Masyarakat Alam Kerinci tidak hanya dikenal sebagai daerah melayu tertua di dunia, akan tetapi juga merupakan bahagian dari pusat peraban dunia, salah satu yang indikator Alam Kerinci menjadi pusat perkembangaungain peradaban adalah dengan andanya tulisan Asli Kerinci yang disebut dengan Aksara INCUNG yang menjadi salah satu sumber yang dapat menyingkap misteri peradaban Kerinci.
Budayawan Nasional Prof.Dr.Muji Sutrisno kepada Penulis di Jakarta beberapa waktu yang lalu di Balai Kartini Jakarta mengungkapkan rasa kekagumannya terhadap kebudayaan suku Kerinci yang merupakan salah satu suku terkecil yang ada di dunia yang memiliki kebudayaan peradaban yang tinggi,salah satu diantaranya tinggalan kebudayaan itu adalah aksara Incung yang menunjukkan orang suku Kerinci di masa lalu telah memiliki kecerdasan yang tinggi, mereka telah pandai menulis dan membaca dengan aksara yang mereka miliki sendiri.
Kepada Prof.Dr.Muji Sutrisno,Sj, Penulis Budhi VJ Rio Temenggung penerima PIN Emas dan Anugerah Kebudayaan mengemukakan bahwa berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Petrus Voorhoeve (1941) dan Uli Kuzok (2002) di Desa Tanjung Tanah yang berada di wilayah ex Kemendapoan Seleman( sekarang Kecamatan Danau Kerinci,Pen) terdapat Naskah Kunoa yang di tulis pada daluang yang berumur ratusan tahun dan masih tersimpan utuh dan dirawat oleh masyarakat adat di Desa Tanjung Tanah.
Mengutip hasil pemeriksaan Rafter Radiocarbon Laboratory di Welington,dipastikan Naskah Kuno di Tanjung Tanah telah berusia lebih 6 abad. Naskah Kuno di Tanjung Tanah berisikan Undang Undang,namun Naskah di Tanjung Tanah berbeda dengan naskah naskah lainnya,Naskah Kuno Tanjung Tanah tidak di tulis dengan huruf Jawi,melainkan menggunakan aksara pasca-Palawa yang masih serumpun dengan aksara jawa kuno,dan Naskah kuno ini ditulis di atas kertas Daluang bukan kertas eropa atau kertas arab
Sumber yang dapat menyingkap Kebudayaan dan Peradaban Kerinci adalah “ TAMBO KERINCI” yang di tulis oleh DR.P.VOORHOVE .- disalin dari pusaka pusaka yang dikeramatkan oleh masyarakat Kerinci beraksara INCUNG. Tambo Kerinci beraksara INCUNG ia lah Bahasa Bahasa Melayu Kuno yang tertulis pada tanduk kerbau pada tanduk kambing hutan ,ruas bambu, gading, Kulit Kayu, Para ahli menyebut benda budaya itu sebagai Prasasti Kerinci.
Kelemahan pada Prasasti Kerinci pada tanduk, Bambu tidak mencantumkan angka dan tahun pembuatan, namun dengan penelitian dan Test Carbon Dating (C-14) dapat ditentukan pertanggalan pada prasasti ber Aksara Incung.