Pembukaan Festival Sriwijaya ke-XXX diawali dengan pertunjukan pagelaran budaya kolosal, yang ditampilkan Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H Herman Deru. Dengan gagah orang nomor satu di Sumsel ini, memerankan Raja Dapunta Hyang Sri Jayanasa dan membacakan Prasasti Talang Tuo, di halaman Museum Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) 2 Palembang, Rabu (29/06/2022).
Spektakuler dan meriah begitulah suasana Pembukaan Festival Sriwijaya XXX tahun 2022, di Halaman Museum Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) 2 Palembang, selain untuk mengenalkan dan melestarikan seni, adat dan budaya, juga diyakini mampu menjadi salah satu cara membangkitkan pariwisata Sumatra Selatan ke kancah nasional, bahkan internasional.
Festival yang berlangsung selama sepekan, 29 Juni hingga 6 Juli 2022 ini, menampilkan pagelaran seni 17 Kab/Kota dengan total 1.105 seniman yang terlibat dan terdiri dari 17 sub sektor ekonomi kreatif, 20 sektor kuliner dan sektor lainnya.
Selain berlatarkan Heritage, Museum Sultan Mahmud Badarudin (SMB) 2, dan Benteng Kuto Besak (BKB). Festival ini juga menyuguhkan keindahan Sungai Musi dan Jembatan Ampera. Sehingga lewat event ini, diharapkan tetap dikenal dan dipertahankan oleh generasi muda, dan meningkatkan jumlah kunjungan wisata baik lokal maupun mancanegara.
Rasa optimisme itu diungkapkan Gubernur Sumsel Herman Deru saat membuka Festival Sriwijaya XXX Tahun 2022 di Halaman Museum Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) 2 Palembang, Rabu (29/6) malam.
Menurut Gubernur, sejak dua tahun terakhir tak bisa dipungkiri pandemi covid 19 benar-benar memberi banyak pengaruh dan dampak negatif tak hanya bagi sektor perekonomian namun juga pariwisata dan ekonomi kreatif.
Tak hanya biro perjalanan, hiburan, sektor kuliner, dan banyak sektor lainnya juga begitu merasakan dampak tersebut.
“Hantaman begitu keras. Sebagai industri yang berhubungan langsung dengan mobiltas manusia, covid-19 langsung memukul industri pariwisata. Tapi, alhamdulillah semua itu berangsur membaik menuju new normal sekarang,” jelasnya.
Saat ini, lanjut Herman, berbagai aktivitas pariwisata sudah mulai bergerak aktif kembali meski tetap dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes). Berbagai upaya juga dilakukan pemerintah mengantisipasinya dengan vaksinasi dan booster agar kondisi ke depan lebih baik dan benar-benar terbebas dari pandemi.
“Karena itu saya percaya dan yakin penyelenggaraan festival ini dapat menjadi momentum kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif di Sumsel,” ujar dia.
Melalui kesuksesan penyelenggaraan Festival Sriwijaya 29 Juni-6 Juli 2022 ini pula ditargetkannya dapat meningkatkan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara.
Bahkan, sebagai salah satu agenda yang masuk dalam Kharisma Event Nusantara yang telah dinobatkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pemprov Sumsel akan terus meningkatkan kualitas Festival Sriwijaya dengan suguhan yang lebih apik sehingga semakin layak menjadi sajian di kancah nasional maupun internasional.
Untuk mendukung hal itu, Herman Deru mengimbau agar tak hanya kabupaten/kota yang ikut berpartisipasi, tetapi juga BUMN dan BUMD turut ambil bagian menjadi peserta dengan atraksi-atraksi yang tak kalah menarik.
“Ini spesial karena kita gelar bareng dengan Fornas agar generasi muda tahu bahwa kita ini kaya akan kebudayaan sehingga mereka sebagai penerus dapat menghormati ini dan melestarikannya,” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa penyelenggaraan ini menjadi wujud kebanggaan pada sejarah dan perjuangan Raja Dapunta Hyang, sehingga kini semua masyarakat hidup rukun dan damai.
Sementara itu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaran Kegiatan (Events) Kemenparekraf, Rizki Handayani Mustafa, mengatakan, Festival Sriwijaya yang masuk dalam Kharisma Event Nusantara diakuinya terus mengalami perkembangan yang luar biasa dari tahun ke tahun.
Ia pun berharap penyelenggaraan ini semakin mendorong semangat luhur dalam meningkatkan sektor pariwisata berbasis kearifan lokal serta dapat memacu pertumbuhan ekonomi kreatif. “Sumsel sudah memiliki brand wisata olahraga yang berkualitas, salah satunya Ranau Gran Fondo. Ini kita tunggu pelaksanannya ke depan. Dan dengan festival ini, event pariwisata tidak hanya berkembang di Palembang namun di kabupaten/kota lainnya,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa Sumsel kembali memberi kabar gembira karena salah satu utusannya asal Palembang masuk final ajang Karya Musik Anak Komunitas yang puncaknya diadakan (30 Juni) malam. “Masyarakat patut berbangga karena ada perwakilannya di final,” terangnya.
Plh Kadis Kebudayaan dan Pariwisata, Megawati, mengatakan bahwa ajang Festival Sriwijaya kali ini melibatkan sekitar 1.100 pelaku seni dan budaya. Mereka terlibat dalam rangka mengisi berbagai rangkaian acara selama event berlangsung.
Tak hanya pagelaran seni, festival tersebut juga diisi banyak rangkaian kegiatan di antaranya pameran UMKM dan subsektor ekonomi kreatif, pameran warisan budaya tak benda, pemutaran video, dan masih banyak kegiatan lainnya.
“Tujuan utama kita adalah mengenalkan dan mempromosikan seni budaya kearifan lokal dan potensi wisata kepada masyarakat luas. Kemudian pelestarian seni budaya agar tetap dikenal dan dipertahankan,” jelasnya.
Adapun pembukaan festival itu ditandai dengan penampilan teaterikal oleh Gubernur Herman Deru dilanjutkan dengan penyatuan simpul kain-kain khas daerah dari 17 kabupaten/kota se-Sumsel oleh semua kepala daerah dan perwakilannya.
Berbagai sumber