Padang – Sumatera Barat memiliki potensi tambang yang melimpah, salah satunya tambang tua yang berada di Kota Sawahlunto, Sumatra Barat.
Di kota kecil yang diberi julukan Kota Arang ini, Belanda pernah menapakkan kaki dan mendirikan lokasi pertambangan yang dalam catatan sejarah dikenal sebagai tambang batu bara pertama di Indonesia. Sejarah panjang Tambang Batu Bara Ombilin ini tidak disangka-sangka menarik perhatian mata dunia internasional.
Kepala Dinas Kebudayaan Sumatra Barat, Ranti Gemala, Kamis (3/1/2019) mengatakan, salah satu dari tiga organisasi penilai formal, International Council on Monuments and Sites – ICOMOS yang diberi mandat UNESCO melirik Tambang Batu Bara Ombilin untuk dijadikan Warisan Budaya Dunia. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Sumatera Barat apabila harapan menjadikan Tambang Batu Bara Ombilin sebagai Warisan Budaya Dunia bisa diwujudkan.
Dari lokasi tambang ini nantinya akan berputar rupiah, berbagai sektor kehidupan menggeliat dan bukan tidak mungkin mimpi membangun perekonomian masyarakat semakin terbuka lebar. Wisatawan dunia jelas Ranti akan berduyun-duyun mendatangi objek wisata sejarah dan budaya yang sudah sekian lama diperjuangkan. Kurang lebih sembilan tahun masyarakat di daerah berjuang, mengangkat aset peninggalan sejarah menjadi warisan budaya yang diakui dunia.
“Jika tidak ada aral melintang, hasil penantian panjang itu akan terjawab bulan Juni 2019,” ujar Ranti Gemala.
Namun sebelum itu, pemerintah daerah jelas Ranti Gemala telah melakukan pembenahan guna menarik minat kunjung wisatawan ke daerah. Pemerintah daerah setempat menghidupkan kembali moda transoprtasi kereta api yang lama mati suri. Perjalanan dengan kereta api diyakini memberi sentuhan dan kesan tersendiri bagi wisatawan di samping pembangunan fasilitas pendukung wisata lain seperti alih fungsi stasiun menjadi Museum Kereta Api Sawahlunto pada tanggal 17 Desember 2005.
Untuk kelancaran produksi dan distribusi batu bara dari hulu hingga hilir, tim yang sudah dibentuk melakukan tinjauan akses transportasi dari Sawahlunto menuju Pelabuhan Teluk Bayur yang dikenal sebagai pelabuhan tertua di pantai barat Pulau Sumatra.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengembalikan masa keemasan pelabuhan laut yang namanya pernah populer dalam sebuah tembang era- 80 an yang didendangkan penyanyi legendaris asal Minang, Ernie Johan. Tidak tanggung-tanggung, General Manager PT Pelindo II Teluk Bayur, Armein Amir menargetkan tahun 2020 mendatang, Pelabuhan Teluk Bayur menjadi pelabuhan terbesar di seluruh Indonesia.
“Sebagai objek vital pendistribusian arus keluar masuk barang, Teluk Bayur sedang berbenah diri melalui perbaikan fasilitas, peningkatan kapasitas dan produktifitas, serta kelengkapan sistem informasi berbasis IT,” papar Armein Amir, Kamis, (3/1/2019)
Dengan luas lahan 91 hektar dan panjang dermaga 1,4 kilometer, pengakomodasian berbagai komoditas ekspor andalan yang salah satunya batu bara bisa ditingkatkan pada tahun berikutnya. Dari segi kualitas diakui Armein, batu bara yang dihasilkan Tambang Batu Bara Ombilin masuk kategori terbaik. Amat disayangkan jika produksi batu bara dari Kota Arang ini tidak mampu memenuhi permintaan dunia internasional yang terus meningkat.
‘’Pelindo II Teluk Bayur pada tahun tahun 2019 ini mengucurkan anggaran miliaran rupiah untuk membangun infrastruktur kepelabuhan,” tambahnya.
Untuk membangun Lapangan Lini II dan Lapangan Penumpukan Peti Kemas, pihaknya jelas Armein Amir menginvestasikan dana sebesar Rp 28,4 miliar. Perbaikan berat dermaga beton umum menelan biaya senilai Rp 79,2 miliar dan pembangunan Pusat Maritim – Maritim Centre dengan investasi senilai Rp10,8 miliar.
Armein berharap, kerja keras masyarakat Sumatra Barat memperjuangkan Tambang Batu Bara Ombilin untuk dijadikan Warisan Budaya Dunia memberi kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian daerah. Pendapatan Asli Daerah – PAD bertambah yang ditandai meningkatnya hunian hotel. Demikian pula restoran atau pusat-pusat kuliner, otomatis dibidik wisatawan yang ingin mencicipi kuliner khas daerah setempat.
Tidak hanya pelaku bisnis pariwisata yang nantinya mendulang rupiah, masyarakat daerah juga merasakan dampak perekonomian sekitarnya. Tambang Batu Bara Ombilin selaku Warisan Budaya Dunia dapat menjadi wahana strategis untuk pemasaran produk unggulan daerah. Usaha Mikro Kecil Mengengah – UMKM menggeliat sejalan dengan pergerakan sektor perekonomian lain yang berpengaruh cukup besar terhadap peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat Sumatra Barat pada umumnya.
rri.co.id