Rekam jejak sejarah dan budaya Kesultanan Tidore bakal diangkat di Festival Tidore 2018 pada 21 Maret sampai 12 April mendatang. Akan ada banyak suguhan istimewa yang bisa dinikmati wisatawan. Ada tiga event utama yaitu Parade Juanga, Penjelajahan Paji, dan Prosesi Kerajaan oleh Sultan Tidore. Selain itu, juga ada pembukaan Museum Maritim Dunia di Istana Tidore.
Kepala Dinas Pariwisata Tidore, Yakub Husain mengatakan, lewat festival ini wisatawan diajak mengenal berbagai prosesi adat tanah Tidore. Ada prosesi Kota Tupa, prosesi Tag Jie, prosesi Rora Dange Ake Dango dan pawai Ny Puja Nyilu. Yang pasti semua prosesi ini sangat kental dengan nilai budaya dan tradisi daerah kepulauan ini.
“Prosesi kerajaan ini diiringi banyak prosesi lainnya yang sudah menjadi tradisi Tidore. Selain itu, ada juga pameran, pertunjukkan seni, karnaval budaya, seminar budaya, dan lainnya. Bakal banyak kemeriahan di sini,” papar Yakub.
Festival Tidore memang selalu menarik. Tak salah jika Festival ini selalu menarik minat wisatawan. Tidak hanya dari Nusantara, wisatawan mancanegara juga familiar dengan festival ini.
“Yang paling menarik perhatian itu perahu-perahu tradisional yang unik. Tari-tarian menawan khas Maluku Utara. Seperti tarian tradisional Cakalele dan Soya-soya juga kerap memukau pengunjung acara spesial ini,” tuturnya.
Untuk sampai ke Tidore, dari Jakarta Anda bisa terbang menuju Bandara Babullah, Pulau Ternate. Ada maskapai Garuda, Sriwijaya Air dan Lion Air yang menempuh rute ini setiap hari.
Selanjutnya, perjalanan dilanjutkan lewat darat ke pelabuhan Bastiong sekitar 10 menit. Dari situ transportasi laut harus ditempuh. Dari pelabuhan Bastiong menuju pelabuhan Rum di Pulau Tidore tersedia kapal feri waktu tempuh 30 menit dan speed boat waktu tempuh hanya 5 menit.
“Untuk amenitas jangan khawatir. Hotel yang tersedia memang baru satu. Tapi kami sudah menyiapkan guest house dan telah mengkoordinir rumah-rumah warga yang bisa dijadikan homestay,” terang Yakub.
Menpar Arief Yahya ikut memuji budaya dan alam Tidore Kepulauan. Ada rumus yang konsisten disampaikan Menpar, bahwa semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan. “Kita beruntung memiliki kesultanan Tidore. Tentu, karena ada kerajaan itu, sudah pasti memiliki budaya adilihung yang tinggi. Itu yang harus kita lestarikan,” ujarnya.
Menurut Menpar Arief Yahya, Tidore sudah memiliki kombinasi yang sempurna antara culture, nature, dan man made. Tinggal memoles atraksi, amenitas dan aksesnya. “Jangan lupa, sekarang zaman digital. Semua komponen masyarakat Tidore harus ikutan berpromosi melalui digital. Begitu juga para pelaku usaha pariwisatanya,” pungkasnya.
Berbagaisumber