Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kota Pusaka; Ruang Interaksi bagi industry kreatif

Something we have to
deliver today is not to be
passed tomorrow. Late is too late.”
(Sesuatu yang kita harus
Berikan hari ini jangan dikerjakan
Hingga besok. Kalau sudah terlambat ya terlambat.”)

Pada dekade 90an atau tepatnya akhir 80an Charles Landry, pendiri Think Tank, Comedia di Inggris, menelurkan istilah “Kota Kreatif “ dalam bukunya, The Creative City: A Toolkit for Urban Innovators.  Baginya, kota kreatif adalah kota dengan lingkungan yang mendukung orang untuk memikirkan, merencanakan, dan bertindak dengan imajinasinya dalam memanfaatkan kesempatan dalam permasalahan kotanya, mengubah kesempatan menjadi pemecahan yang terjadi kemunduran pada kota-kota besar yang berbasis industry di Eropa.

Sebelum masa itu, kota-kota besar terutama di Eropa merasakan sekali dampaknya, bahkan mengarah kepada kepanikan. Masyarakat pekerja  mulai meninggalkan kota karena terjadinya kemunduran bahkan menuju kebangkrutan kota. Sedangkan para investor membawa modalnya ke negara-negara berkembang,  dimana waktu itu menawarkan kemudahan investasi dan juga biaya murah dari tenaga kerja. Pemerintah kota dilanda kegalauan karena melambat dan bahkan cendrung terhentinya pergerakan ekonomi akibat resesi ekonomi pada masa itu.

Seperti halnya kota London, kota yang berada di sepanjang Sungai Thames banyak di jejali oleh bangunan-bangunan tua, kota London juga telah menjadi permukiman utama selama dua milenium sejak didirikan oleh bangsa Romawi pada abad ke-1 dengan nama Londinium ini paling merasakan melemahnya denyut perekenomian dan terjadi migrasi penduduk kotanya. Kota sebagai yang juga menjadi salah satu pusat keuangan dunia mengalami goncangan pada masa itu.

Untuk menggairahkan kehidupan dan memancing pertumbuhan ekonominya pemerintah kota melakukan pendekatan industry kreatif menjadi salah satu sektor kebijakannya. Merujuk kepada kebijakan kepada Pemerintah Inggris yang menetapkan 13 sektor usaha yang tergolong sebagai industri kreatif, yakni (1) periklanan, (2) kesenian dan barang antik, (3) kerajinan tangan, (4) desain, (5) tata busana, (6) film dan video, (7) perangkat lunak hiburan interaktif, (8) musik, (9) seni pertunjukan, (10) penerbitan, (11) jasa komputer, (12) televisi, dan (13) radio. 7 Sumber: UK Creative Industries Fact File

Pada tahun 2000 Industri kreatif Inggris ini menyumbang sekitar 7,9 persen penerimaan nasionalnya atau £ 76,6 milyar. Dampak dari penerapan kebijakan sektor Industri kreatif mampu mengerakan denyut nadi kota London. Kota yang juga mempunyai warisan budaya dunia ini mampu mengeliat dan saat ini kota London menduduki rangking  dan sekaligus mempertahankan posisi nomor wahidnya selama enam tahun berturut-turut dan mendapat poin tertinggi untuk enam kategori ekonomi, riset dan pengembangan, interaksi budaya, kelayakan, lingkungan, dan aksesibilitas. versi Global Power City Index (GPCI) yang disponsori lembaga riset The Mori Memorial Foundation’s Institute for Urban Strategies tahun 2017.

Antique thursday Market London

Pemilik-pemilik bangunan yang ada di kota diberikan insentif kemudahan oleh pemerintah, sehingga banyak para insan kreatif berkantor bahkan tinggal di kawasan kota London, begitu juga sebaliknya. Insan-insan kreatif diberikan insentif dan kemudahan-kemudahan, terutama insentif pajak dan pinjaman modal.Sedangkan bangunan tua yang tadinya ditinggalkan segera dipoles dan secara otomatis berbenah tetapi tampa melanggar kaedah-kaedah konservasi atau peraturan yang ditetapkan dalam kawasan bangunan lama atau bisa dibilang kawasan kota pusakanya tersebut.

Ruang-ruang kota, baik ruang terbuka hijau ataupun ruang-ruang public kembali merasakannya. Aktifitas para seniman dan para insan kreatif mampu menghidupkan kota London.  Pagelaran karya, baik musik, fashion, pameran barang antik dan unsur-unsur kreatif lainnya mengisi ruang-ruang kota dan berinteraksi dengan masyarakat sehingga menarik menjadi destinasi bagi turis baik skala lokal maupun international.

Bahkan ruang-ruang terbuka bisa menjadi pasar thematic yang secara regular atau temporer waktunya. Pasar barang antik menjadi tempat yang menarik dikunjungi, dan ada standar yang ditentukan bahkan ada kurator yang akan menilai kepantasan barang-barang yang akan di jual. Sehingga pasar mempunyai trust bagi para pengunjung.

 

Kota Pusaka dan Tidak ada Denyut Ekonomi Kreatif

Berdirinya Badan baru yang bernama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) pada masa pemerintahan Presiden Jokowi belum berdampak besar bahkan cendrung belum terasa gebrakannya bagi Kota Pusaka yang tergabung di Jaringan Kota Pusaka Indonesia. Pendekatan atau pun intensif serta pola kerjasama kemitraan antara pemerintah kota dan pelaku belum dirasakan.

Ruang-ruang kota yang merupakan tinggalan masa lalu, baik itu berupa ruang terbuka maupun bangunan-bangunan yang ada didalam kawasan, yang  merupakan peninggalan pada masa ke Sultanan atau Kerajaan dan atau peninggalan masa colonial belum tereksplorasi secara maksimal. Bahkan belum ada program yang bisa mengangkat potensi yang ada dari 16 sub sektor pada Bekraf pada Kota Pusaka. walaupun saat ini kota Pekalongan salah satu anggota Jaringan Kota Pusaka menjadi satu jaringan kota kreatif dunia.

Kerja keras kota Pekalongan menjadi kota kreatif dunia di mulai pada saat ekonomi kreatif masih ada di Kementrian Parawisata dan Ekonomi Kreatif. Kota Pekalongan di tetapkan menjadi anggota Kota Kreatif dunia pada tanggal 1 Desember 2014 oleh UNESCO. Pekalongan terpilih sebagai jaringan kota kreatif dalam kategori Craft and Folk Arts. Dalam kategori ini, Pekalongan bersanding dengan kota Kingdezhen (China), Nassau (Bahama), Suzhou (China), dan Jacmel (Haiti).

Landmark Kota Pekalongan

Padahal potensi dari kota-kota yang tergabung dari JKPI sangat potensi. Dari 16 sub sektor yang ditetapkan Bekraf bisa di implemtasikan berdasarkan potensi dan keahlian insan-insan kreatif dari kota pusaka. Kota Padang dan Bukittinggi misalnya punya Rendang sebagai makanan paling enak di duniaTahun lalu, hal ini di beritakan oleh situs berita CNN mengumumkan rendang khas Indonesia sebagai makanan nomor satu terenak di dunia. Tahun ini, CNN kembali merilis daftar 50 makanan terenak sedunia lewat 35.000 voting di media sosial Facebook. National Geografik Jumat, 14 Juli 2017

Kegairahan 16 subsektor ekonomi kreatif yang terdiri  aplikasi dan pengembangan game, arsitektur dan desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fesyen, film, animasi video, fotografi, kriya (kerajinan tangan), kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni‎ rupa, televisi dan radio. Mempunyai tempat dan potensi di kawasan kota-kota lama/tua seperti dikawasan Kota Tua Jakarta, Kota Lama Semarang yang butuh indicator-indikator pengerak kehidupan dan ekonomi.

Sumber; FB Kota Lama Semarang

Sebetulnya ada yang menarik, kalau kita lihat salah satu dari sub sector industry kreatif yang ada di Inggris tetapi tidak ada di 16 sub sector di Bekraf, yaitu barang antik atau tepatnya pasar barang antik. Bila kita telisik lebih jauh, pasar ini merupakan potensial ekonomi dan juga sekaligus wisata yang nilai ekonominya sangat bagus.

Kita punya pasar antik di Solo, dan pasar tersebut merupakan kontribusi Jokowi pada saat menjadi Walikota Solo. Bila kita ke Jakarta, tentu ada beberapa pusat penjualan barang antik, misalnya jembatan itam atau sering disebut JI, ada di Pasar Senen dan diberbagai tempat lainnya di Jakarta. Bila kita ke Jogjakarta pasti ada pasar barang antik, sayangnya belum dikelola seperti di London atau beberapa kota besar di eropa maupun Asia.

Pasar Barang Antik Solo, foto; Jogja empat roda.com

Semoga interaksi dari 16 sub sector Bekraf ini mampu besinergi dengan Kota Pusaka yang mempunyai ruang-ruang untuk para insan kreatif. Apalagi dengan terlembaganya, percepatan peningkatan ekonomi pada industry kreatif akan mampu mengairahkan kehidupan kota-kota lama/tua dan tentunya akan mengerakan roda ekonomi serta menjadi tujuan parawisata.

 

Asfarinal St. Rumah Gadang

 

 

 

 

Leave a Comment

https://indonesiaheritage-cities.org/