Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Masjid Ampel Dipadati Pengunjung Pada Bulan Ramadhan

Masjid Sunan Ampel merupakan masjid tertua ke tiga di Indonesia, didirikan oleh Raden Achmad Rachmatullah pada tahun 1421, di dalam wilayah kerajaan Majapahit. Masjid ini dibangun dengan arsitektur Jawa kuno, dengan nuansa Arab yang kental. Raden Achmad Rachmatullah yang lebih dikenal dengan Sunan Ampel wafat pada tahun 1481. Makamnya terletak di sebelah barat masjid. Hingga tahun 1905, Masjid Ampel adalah masjid terbesar kedua di Surabaya. dulunya masjid ini menjadi tempat berkumpulnya para ulama dan wali Allah untuk membahas penyebaran Islam di tanah Jawa.

Bagi peziarah atau peminat wisata religi maka kawasan Masjid Ampel sangatlah dikenal. Masjid Ampel ini adalah masjid yang paling terkenal dan suci bagi umat Muslim di Surabaya, setelah Masjid Akbar Surabaya. Tepat di belakang Masjid Ampel terdapat kompleks makam Sunan Ampel yangampel meninggal pada 1481. Di kawasan Masjid Ampel ini ada yang menarik yaitu keberadaan Kampung Arab yang sebagian besar ditempati keturunan Arab Yaman dan Cina yang sudah menetap ratusan tahun untuk berdagang. Suasana kehidupan para pedagang di sekitar Masjid Ampel ini nyaris seperti suasana di Makkah.

Saat memasuki bulan Ramadhan, Masjid Ampel menjadi salah satu kawasan yang paling dicari. Selama Ramadhan, jumlah pengunjung meningkat dua kali lipat dibanding hari biasa yang rata-rata mencapai 2.000 orang. Pengunjung akan semakin banyak pada saat ’maleman’ (malam tanggal 21, 23, 25, 27, 29 Ramadhan) dengan jumlah di atas 10 ribu orang, bahkan dapat mencapai 20 ribu orang. Selain niat ingin menjalankan salat dan dzikir di tempat yang tenang, banyak yang datang untuk ziarah ke makam Sunan Ampel. Bahkan wisman yang datang juga ada yang berasal dari China, Prancis, Belanda, Italia, Malaysia, Saudi Arabia, Jepang, Brunei Darussalam, Filipina, Jerman, Yunani, Selandia Baru, Korea, dan Jepang. Umumnya mereka melihat bentuk bangunan Masjid Ampel yang dibangun sejak 1421, kemudian mereka juga berziarah ke makam Sunan Ampel.

Pemerintah Kota Surabaya telah menetapkan bahwa Masjid Ampel sebagai cagar budaya yang dimiliki kota Surabaya dan melestarikannya sebagai wisata religi. Masjid ini memiliki komplek pemakaman yang didalammnya terdapat Makam Sunan Ampel. Banyak masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia datang ke Surabaya untuk berdoa di masjid kuno yang memiliki luas bangunan 120 x 180 m2 ini.

Jika Anda berkunjung ke Masjid Ampel akan ada pemisahan rute perjalanan menuju bagian dalam Masjid berdasarkan jenis kelamin. Hal ini dilakukan karena syariat islam yang diterapkan di wisata religi Surabaya ini.

Masjid Ampel memiliki lima gapura sebagai simbol dari rukun islam. Gapura pertama berada di bagian selatan yaitu pintu gerbang utama yang dinamakan Gapuro Munggah, setelah melewati gapura pertama ini, Anda akan melewati gapura kedua yang diberi nama Gapuro Poso. Gapura ketiga dinamakan Gapuoa Ngamal, Gapuro Madep adalah gapura ke-empat dan yang terakhir ialah gapuro paneksen.

 

Tradisi dan Mitos

masjid-ampelPapan peringatan yang terpampang menjadi panduan bagi pengunjung supaya berlaku sopan, tidak shalat di area pemakaman, dan berdoa hanya kepada Allah. Di area pemakaman juga sangat dianjurkan untuk melepas sepatu atau sandal, serta dilarangnya pengunjung berada di area pemakaman pada setiap waktu shalat berjamaah.

Di tempat ini juga terdapat sumur bersejarah yang kini sudah ditutup dengan besi. Banyak yang meyakini air dari sumur ini memiliki kelebihan seperti air zamzam di Mekkah. Banyak masyarakat yang minum dan mengambil untuk kemudian dibawa pulang. Memasuki area pemakaman, terdapat gentong-gentong berisi air yang berasal dari sumur untuk diminum oleh para pengunjung. (Adrial – Berbagai Sumber)

 

 

Leave a Comment

0/5

https://indonesiaheritage-cities.org/