Jakarta – Museum Maritim adalah museum yang secara khusus mengangkat maritim sebagai tema utamanya. Di dalam museum maritim, dipamerkan berbagai macam benda-benda bersejarah berbau maritim, seperti kapal, lukisan, senjata angkatan laut, maupun benda-benda lain yang berhubungan dengan dunia maritim.
Museum Maritim, berada di kawasan pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pembangunannya sudah mencapai tahap 70 persen.
Kepala Museum Maritim Tinia Budiati mengatakan, pengelola telah melakukan soft launching pada 7 Desember 2018 lalu. Sementara, grand launching akan dilaksanakan sekitar bulan Juli 2019.
Namun dalam tahap pembangunannya yang belum rampung, rupa museum yang merupakan bekas Kantor Pengelola Pelabuhan yang dibangun pada awal abad 20 ini sudah nampak rapi.
“Secara bentuk bangunan museum ini sudah siap. Hanya saja kami memang melakukan finishing agar siap menerima wisatawan nantinya,” ujar Tinia saat ditemui, Selasa (8/1/2019).
Gedung ini dilengkapi dengan beberapa ruangan. Di bagian depan pengunjung akan langsung dapat melihat tangga lebar dengan hiasan relief yang menggambarkan kegiatan di pelabuhan tempo dulu yang dilengkapi dengan warna-warni animasi visual yang apik.
Kemudian di sisi kiri gedung pengunjung akan melihat toko suvenir yang menyediakan berbagai bentuk barang terkait pelabuhan dan maritim.
Di sisi kanan setelah pintu masuk merupakan ruang pameran. Di ruangan itu dipajang foto-foto pelabuhan dan kelautan dari tahun 1850 hingga 2018. Kemudian ditampilkan juga video dokumenter tentang kelautan dan dermaga.
Ruangan yang berbentuk menyerupai labirin tersebut juga menampilkan miniatur kapal mulai dari yang tradisional hingga yang modern.
Kemudian miniatur crane tempo dulu, berbagai bentuk alat navigasi, peta jalur perdaganagan nusantara, perangkat keamanan laut, hingga peralatan pelabuhan pun dipajang agar pengunjung memiliki gambaran yang jelas mengenai kegiatan di pelabuhan dari masa ke masa.
Memasuki lantai dua gedung, akan tersaji rak buku dengan meja yang sengaja diletakkan di tepi jendela yang menghadap laut.
Kemudian ada juga dua buah ruangan besar. Satu ruangan digunakan untuk ruang pertemuan, dan ruangan lainnya nantinya akan digunakan untuk menampilkan peragaan audiovisual mengenai kondisi pelabuhan dari masa ke masa.
“Nanti sekitar bulan Juli diharapkan sudah lengkap dan lebih rapi, jadi pengunjung akan menikmati wisata sejarah di tempat ini,” lanjut Tinia.
Meski pembangunan belum selesai 100 persen, Anda sudah dapat menyambangi museum ini setiap hari Selasa hingga Jumat pada pukul 09.00-16.00 WIB, kemudian hari Sabtu hingga Senin pada pukul 09.00-17.00 WIB. Setiap hari Senin dan hari libur nasional museum ini tutup.
“Dan yang menarik, sebelum grand launching, pengunjung tidak dikenakan tarif saat berkunjung ke sini alias gratis,” kata Tinia.
travel.kompas.com