ADA sejuta cerita dari situs sejarah Taman Air Gua Sunyaragi, di Kelurahan Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Bangunan terunik se-Asia Tenggara ini, diyakini memiliki pintu yang konon bisa langsung menembus ke Mekah dan Cina.
Bangunan yang terbuat dari karang laut itu, konon dibuat secara bertahap, sejak abad ke-16 dan abad ke-17. Susunan batu-batu karang pernah sekali diperbaiki tahun 1987, dan sempat membuat para peneliti yang terlibat kebingungan.
“Mereka sempat kesulitan mencari bahan penggantinya, sampai harus mencari ke Laut Selatan. Meski berlokasi di Cirebon yang dekat dengan Laut Jawa, perairan di sini tak memiliki terumbu-terumbu karang sebagai bahan bangunan,” kata Juru Pelihara Taman Air Gua Sunyaragi Puja Juhaedi.
Pencarian dan penggunaan batu karang yang kemudian diambil dari Laut Selatan ini dinilai sebagai hal yang mencengangkan. Tidak diketahui secara pasti bagaimana sistem pengangkutan batu-batu karang itu dilakukan.
Namun menurut Puja, pengambilan batu-batu karang itu menggunakan tenaga gaib. Menurut masyarakat sekitar, kata Sunyaragi diambil dari dua kata terpisah, yaitu sunya yang berarti sunyi, dan ragi yang berarti raga.
Situs bersejarah ini dikelilingi danau. Sesuai dengan fungsinya, Taman Air Gua Sunyaragi dibangun sebagai tempat menyepi (bertapa) keluarga dan keturunan Kesultanan Cirebon. Untuk itu wajar jika bangunan ini terasa sangat angker.
“Luas bangunan 1,5 hektar, terdiri dari Taman Air Gua Sunyaragi yang memiliki sepuluh gua, masing-masing Gua Pengawal, Pande Kemasan, Simanyang, Peteng, Langse, Arga Jumut, Padang Ati, Klangenan, Lawa, dan Gua Pawon,” terangnya.
Selain kesepuluh gua yang telah disebutkan, terdapat pula bangunan utama lain, berupa Bangsal Jinem yang menjadi bagian depan Taman Air Sunyaragi, serta Mande Beling.
“Ada bangunan tambahan juga, yakni keputran/keputren. Tempat ini juga menjadi tempat bermain putra dan putri raja. Mereka biasa bermain di Balai Kambang, dan Panggung Budaya,” tambah Puja.
Dia melanjutkan, bangunan pertama yang di situs ini adalah Gua Peteng dan sekitarnya. Kemudian disusul Gua Pande Kemasan yang ada patung garuda terlilit ular. Selanjutnya adalah bangunan area Gua Arga Jumut dan sekitarnya.
Tentang pintu yang konon bisa menembus ke Mekah dan Cina, berada pada dua celah yang didirikan dari susunan batu bata merah yang disebut pintu kembar. Untuk kebenaran cerita rakyat itu, dikembalikan kepada kepercayaan masing-masing.
“Ini merupakan dua pintu yang dipercaya sebagai jalan tembus menuju negara lain dan hanya bisa digunakan para sultan dan keturunannya. Pintu arah barat menuju Mekah, sedangkan pintu arah timur menuju Cina,” bebernya.
Dijelaskan, pintu yang menuju Mekah menggambarkan kultur Cirebon sebagai kawasan Islam. Sementara pintu yang menuju Cina, merujuk pada Putri Ong Tien, yakni salah satu putri Kaisar Cina yang jadi salah satu istri Sunan Gunung Jati.
“Pada masa kolonialisme Belanda, Arga Jumut pernah menjadi korban bom yang dijatuhkan pasukan penjajah. Tak jauh dari lokasi aslinya, terdapat reruntuhan atap Arga Jumut, serta bangunan di sisi barat yang terpisah dari bangunan utama,” ungkapnya.
Selain pintu kembar, di Taman Air Gua Sunyaragi terdapat pohon leci berusia 350 tahun. Pohon itu merupakan hadiah Putri Ong Tien. Pohon ini tak pernah berbuah. “Katanya harus dikawinkan dengan pohon leci lain, karena ini aslinya sepasang,” jelasnya.
Sumber : sindonews.com