Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tokoh Adat dan Budayawan Kunjungi Situs Jerangkang Tinggi

Untuk mengenal lebih dekat situs situs budaya suku Kerinci, sejumlah tokoh adat dan Budayawan Seleman dan Budayawan Nasional Bj Rio Temenggung pekan lalu mengunjungi sejumlah artefak yang tersebar di wilayah Kerinci hilir.

 

            Jaafar Kadir,Spd Gelar Datuk Depati mengemukana bahwa suku Kerinci sejak masa lalu telah memiliki peradaban yang tinggi, diantara artefak peninggalan masa lampau berada di dusun muak jerangkang tinggi.

Situs Muak terletak di perkampungan kuno Jerangkang Tinggi ,Desa Muak, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi. Secara astronomis berada pada Koordinat 02º10’56.76” LS dan 101º32’50.27” BT. Situs ini terletak di perkampungan penduduk yang berada pada ketinggian 910 m di atas permukaan laut. Berada sekitar 500 m dari Sungai Jernih dan 2 km dari Danau Kerinci. Jenis tinggalan megalitik, yaitu,lumpang batu dan batu monolit.

Lumpang batu berbentuk persegi tidak beraturan dengan ukuran 72 x 60 x 25 cm. Di atasnya terdapat lubang yang menyempit ke bawah dengan diameter 30 cm. Selain lubang lumpang, juga terdapat lubang dakon sebanyak 8 buah dengan diameter 4-8 cm. Di sebelah lumpang batu terdapat batu monolit yang berbentuk lonjong tidak beraturan dengan ukuran tinggi 35 cm dan diameter 66 cm. Pada seluruh permukaannya terdapat pahatan berbentuk manusia, kuda, gajah, kerbau, anjing, dan tumbuhan sulur-suluran.

Benda cagar budaya Monilit ini menurut Iskandar Zakaria sebelum tahun 1960 dikawasan lain dalam wilayah Jerangkang Tinggi(Desa Muak) pada tahun 1960 Batu ini diletakkan masyarakat di pintu masuk dusun,dan pada tahun 1993 benda budaya ini dipindahkan ketempat yang lebih aman sekitar 100 meter dari simpang tiga jalan masuk ke dusun,pemerintah pada saat itu membangun cungkup untuk pengamanan.

Benda peninggalan zaman Prasejarah ini dibuat oleh masyarakat masa lampu erat kaitannya dengan kepercayaan nenek moyang suku Kerinci yang mempercayai kekuatan roh roh,batu berelief ini merupakan media pemujaan bagi masyarakat suku Kerinci di masa prasejarah.

 

Tim action Research di pimpin Burhanuddin Depati Pengasi dan M Yunus depati Sengaho di pandu budayawan Nasional Bj Rio Temenggung melanjutkan perjalanan menuju situs pondok.

Situs ini di Dusun Pondok, Desa Pondok, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi. Secara astronomis berada pada koordinat 02º15’24.32” LS dan 101º33’55.14” BT. Situs ini terletak di tengah pematang yang berada pada ketinggian 960 m di atas permukaan laut. Tinggalan megalitik yang terdapat di situs ini berupa batu silindrik (penduduk menyebut dengan batu bedil, batu larung, batu gong, batu meriam). Batu tersebut berbentuk bulat, memanjang dengan ukuran 4,2 x 0,65 x 0,7 m. Pada bagian ujung dan kedua sisi permukaan terdapat hiasan motif spiral, semacam lingkaran-lingkaran yang makin mengecil pada bagian tengah. Kini kondisi batu silindrik tersebut sudah patah pada bagiab tengah, oleh karena itu masyarakat setempat juga menyebut Batupatah.Tinggalan batu silindrik ini tidak berdiri sendiri, karena tidak jauh dari tempat berdirinya juga ditemukan deretan batu bulat yang menyerupai umpak.

Masih dikawasan yang sama terletak situs batu silindrik Pulau Sangkar ,Situs Pulausangkar terletak di Desa Pulau Sangkar, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi. Secara astronomis berada pada koordinat 02º09’43.78” LS dan 101º35’24.32” BT. Situs ini berada pada ketinggian 895 m di atas permukaan laut, sekitar 100 m dari tepi Sungai Paun. Tinggalan megalitik yang ada di situs ini berupa batu silindrik yang berbentuk bulat memanjang dengan ukuran 3,9 x 1 x 0,8 m dan menghadap ke arah tenggara, yakni puncak Bukit Muak.

Perjalanan dilanjutkan ke situs bukit Talang Pulai,situs ini terletak di Dusun Koto Baru, Desa Jujun, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci,Propinsi Jambi.Secara astronomis berada pada koordinat 02º10’40.54” LS dan 101º28’14.59” BT.Situs ini terletak di atas Bukit Talang Pulai dengan ketinggian 995 m di atas permukaan laut. Tinggalan megalitik yang ada di situs ini berupa batu silindrik yang berbentuk bulat memanjang dengan ukuran 1,5 x 0,98 x 1,2 m. Sisi depan dihias pahatan berbentuk manusia memakai penutup dada (kemben), sedangkan sisi belakang dihias pahatan berbentuk manusia memegang semacam gada dan memakai kain sarung. Batu silindrik tersebut tersebut dikelilingi oleh sejumlah batu datar yang membentuk susunan tertentu. Tinggalan arkeologi yang terkait dengan keberadaan batu silindrik tersebut adalah ditemukannya sejumlah fragmen gerabah baik polos maupun berhias tatap tali, dan diperkirakan bagian dari sisa aktivitas pemukiman kehidupan prasejarah yang berlangsung pada waktu itu.

 

            Kunjungan   ke situs situs budaya diakhiri dengan mengunjungi situs Dolmen Pulau Tengah.

situs Dolmen Pulau Tengah terletak di Desa Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi. Secara astronomis berada pada koordinat 02º09’51.89” LS dan 101º27’42.16” BT.Situs Dolmen di Pulau Tengah berada pada ketinggian 850 m di atas permukaan laut, sekitar 50 m di dekat aliran Sungai Labo, tepatnya di tepi jalan raya Desa Pulau Tengah. Tiga domen tersebut, yakni:

Dolmen 1, merupakan dolmen yang terbesar dengan ukuran 1,4 x 0,78 x 0,15 m. Dolmen tersebut terbuat dari batu andesit yang ditopang oleh enam kaki (empat di sisi kiri dan dua di sisi kanan) dengan orientasi timur laut. Dolmen 2 terletak di sebelah utara dolmen 1 dengan ukuran 1,66 x 1,1 x 0,35 m. Dolmen tersebut ditopang oleh 4 kaki dengan orientasi timurlaut. Di bagian tengah atas permukaan terdapat 2 buah lubang dakon dengan diameter 3,5 dan 6,5 cm, dan dalam 1 dan 3,5 cm,Dolmen 3 terletak di sebelah barat daya, sekitar 2 m dari dolmen 1. Dolmen ini berbentuk melengkung dan licin pada bagian permukaan atasnya dengan ukuran 1 x 0,65 x 0,15 m, serta ditopang oleh 2 buah kaki.

Sumber : Budhi.Vj

Leave a Comment

0/5

https://indonesiaheritage-cities.org/