Napak tilas atau kilas balik perjalanan Arung Palaka di pulau Buton yang di gelar pertama kali pemerintah Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara(Sultra) bersama kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan, menjadi momentum dua daerah ini dalam memperarat hubungan persaudaraan.
Napak tilas ini di hadiri lansung Bupati Bone Andi Fashar M. Padjalangi, yang berlansung dengan suasana haru, saat Arung Palakka bersama Rombongan Bupati Bone disambut Walikota Baubau As Thamrin bersama perangkat adat Kesultanan bertempat di Benteng keraton Buton, Selasa (27/12/2016).
Walikota Baubau As Thamrin mengungkapkan, melalui kegiatan budaya yang mengangkat kembali sejarah dua daerah ini, merupakan momentum mempererat tali persaudaraan yang sudah terjalin sejak dulu.
Menurutnya, keterikatan sejarah Buton dan Bone, menjadi tanggung jawab bersama untuk terus mempertahankannya, melalui kegiatan budaya.
“Kegiatan seperti ini harus terus kita dilaksanakan, karena ini juga menjadi cerminan keanekaragaman Budaya di Nusantara dalam mempererat hubungunan tali persaudaraan dan persatuan,“ ujar As Thamrin di Baubau.
Sementara itu Bupati Bone Andi Fashar M. Padjalangi mengungkapkan, Napak Tilas Arung Pallaka di pulau Buton merupakan bentuk perwujudan kecintaan dua daerah ini terhadap sejarah leluhur, pahlawan serta budaya yang harus terus di jaga dan di pelihara.
Menurut Andi Fashar M. Padjalangi, sejarah Buton dan Bone bukan hanya menjadi kenangan, namun harus menjadi dorongan mempererat tali persaudaraan masyarakat Bone yang ada di Buton maupun sebaliknya, untuk saling menjaga.
“Buton dan Bone adalah sejarah yang tidak bisa dipisahkan, sakitnya Buton adalah merananya Bone, senangnya Bone adalah semangatnya Buton. Inilah yang terus kami junjung,“ ungkap Andi Fashar M. Padjalangi.
Dalam Kegiatan Napak Tilas Arung Palakka tersebut, Bupati Bone bersama Walikota Baubau juga menandatangani prasati simbol leluhur Arung Palakka yakni Bone Rialau Butung Riaja, untuk mempererat kerjasama antara dua daerah ini di bidang kebudayaan.
rri.co.id