Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Peringatan Abad Kalangwan dan Hari Puisi di KABALIS Pasar Seni Ancol

Press release
Oleh : JW

Kehadiran seniman dan budayawan DKI Jakarta dan beberapa kota lainnya telah hadir meramaikan acara peresmian KITA Kalangwan Indonesia Tanah Air. sebuah forum silaturahim, untuk pemuliaan kata dan membangun teater-ingatan. Diselenggarakan oleh penggelola KABAlIS Kawasan Budaya Ali Sadikin di Pasar Seni Ancol pada hari Minggu, 28 April 2024.

Acara yang diselenggarakan bertepatan dengan hari Puisi Nasional sekaligus dirayakan peluncuran PUSTAKA/PUSAKA di Pasar Seni Ancol. Merupakan responsif bahwa DKI Jakarta telah terpilih menjadi kota literasi dalam Jaringan Kota Kreatif UNESCO, pada tahun 2022.

Taufik Rahzen dalam ungkapannya: Kalangwan adalah mereka yang tenggelam dalam kuasa kata dan rupa, yang terpesona serta mabok dalam keindahan. Penggali makna dan banyak mewariskan istilah istilah bahasa yang di pakai hingga sekarang. Seperti Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, Dharma Agama, Negara dan tentunya banyak istilah lainnya.

Sejak abad ke VII, mereka menyuling kata dan menciptakan bahasa untuk membangun masyarakat yang terbayangkan (imagined communities), sebagai dasar dari pembentukan bangsa.

Mulai dari prasasti, kisah yang terpahat di Candi, pertunjukan wayang hingga kidung dalam sastra klasik ; mereka menggunakan nama samaran untuk memperkukuh komunitas. Tradisi para kalangwan diteruskan secara turun temurun, dari generasi ke generasi hingga menenun rantai kesadaran dan ikatan bersama.

Para kalangwan semasa (kontemporer) yang hidup dan berkarya pada abad 20, adalah mereka yang bergumul dalam pembentukan bahasa Indonesia. Mereka mengolah bahasa dan mencipta karya sastra sebagai penanda zamannya. Mulai generasi Balai Pustaka, Angkatan Revolusi hingga Generasi Pembangunan ; masing masing meninggalkan ciri dan karakter yang khas.

Para Kalangwan yang diperingati kelahiran abad pada 2024 adalah : Ali Akbar Navis, Sitor Situmorang, Subagio Sastrowardojo, Pramudya Ananta Toer, Ali Audah, Ali Murtopo, Ahmad Sadali dan Ilen Suryanegara. Mereka semua merupakan bagain dari kalawang modern yang usianya sudah ada yang sampai satu abadnya. Ungkapnya.

Acara selain diramaikan pembacaan puisi dari Anarka Sastrawan Lesbumi NUJU, Dyah Puspito Dewi dan Exan Zen, juga pembawaan lagu kukuruyuk oleh salah satu seniman KABALIS. Sedang sambutan acara disampaikan langsung manajemen acara Pasar Seni Ancol yakni R Kiki dan refleksi satu abad Kalawang disampaikan Asfarinal St RG, selaku Direktur Jaringan Kota Pusaka Indonesia.

Tak kalah serunya Maistro seniman siluet dan karikatur Priadji Kusnadi yang lulusan dari SRITB dan sejak tahun 1975 ikut mengelolah salah satu kios di Pasar Seni Ancol, secara sepontan merespon dengan membuatkan siluet kebeberapa seniman yang tampil dalam acara tersebut. Respon spontan ini adalah suatu kebanggan dan apresiasi tersediri. Atas peristiwa itu penyelenggara mengucapkan banyak terimakasih.

Sebagai penutupnya rangkaian Peringatan Abad Kalangwan dan Hari Puisi di KABALIS Pasar Seni Ancol juga dimeriahkan pemutaran dan bedah film garapan Exan Zen yang berangkat dari beberapa Puisi Chairil Anwar. Tentu pemutatan film ini juga menjadi pemantik dialog antar peserta, sutradara dan penyelenggara acara.

Leave a Comment

https://indonesiaheritage-cities.org/