Islam di Dusun Pulau Tengah dan sekitarnya, pada masa itu seorang pemuda dari Dusun Ambai H.Muchtar, dan H.Khalik Sebukar mendalami ilmu agama Islam di Mekah, dan beliau beliau inilah termasuk ulama ulama pertama yang mengembangkan dakwah dan pendidikan Islam di alam Kerinci dan untuk meningkatkan kualitas umat dan sebagai tempat penyelenggaraan Ibadah dilaksanakan pembangunan sarana ibadah.
Pembangunan Masjid Pulau Tengah dimulai pada tahun 1780 dan telah dapat dimanfaatkan pada tahun 1785, beberapa desain dan ornamen masjid ini diilhami oleh bangunan “ Masjid Demak” Tiang tiang kayu menggunakan kayu kayu balok ukuran raksasa, desain atap bersusun tiga tingkat dengan aneka ukiran bermotifkan fatma (flora) yang ada di sekitar pemukiman masyarakat, atap dan lantai Masjid pada saat itu menggunakan bahan material yang sangat sederhana yang diperoleh dari lingkungan sekitarnya
Masjid Pulau Tengah memiliki 1 tiang utama (Saka Guru) dan 4 tiang penopang utama yang melambangkan 4 orang para sahabat Rasulullah. 4 tiang penopang ditambah 1 tiang tuo (Tiang Utama) melambangkan Rukun Islam, Masjid ini memiliki 20 tiang tepi. 1 tiang utama (Soko Guru) 4 tiang penopang dan jika dijumlahkan berjumlah 25 buah tiang. kedua puluh lima tiang tiang yang menopang bangunan masjid secara keseluruhan melambangkan 25 orang Nabi / Rasul utusan Allah, Jarak masing masing tiang tepi adalah 5 meter dan dipucuk masjid terdapat mustaka yang terbuat dari batu andesit
Masjid Pulau Tengah berukuran 28 meter X 28 Meter, dibangun diatas lahan seluas 59,2 Meter X 44,3 Meter. Sebelum memasuki ruang masjid terdapat tangga dihias dengan tempelan tegel keramik. Pintunya sendiri berjumlah 2 buah, berdaun ganda berukir motif geometris dan tempelan tegel keramik.
Memasuki ke ruang dalam, secara umum kontruksi masjid ditopang oleh 25 buah tiang kayu yang berbentuk segi delapan dan berhias ukiran motif tumpal. Satu buah tiang soko guru yang dikelilingi oleh 2 kelompok tiang yang masing – masing berjumlah 4 tiang dan 20 buah tiang.
Karena mulai lapuk dimakan usia, tiang soko guru tersebut pada tahun 1927 – 1928 mulai mengalami perubahan, diberi lapisan semen setinggi 4,5 m dan dihias dengan keramik bermotif flora dan geometris. Hasil pengamatan bersama Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kerinci Drs.Suardin Muhammad (Pulau Tengah: 5_2013) tiang soko guru Masjid Pulau Tengah merupakan tiang yang memiliki diameter terbesar dibandingkan dengan tiang tiang masjid masjid kuno lainnya yang ada di alam Kerinci.
Meski tiang saka guru telah mengalami renovasi akan tetapi tempat adzan yang berada di atas tiang utama tetap dipertahankan, tempat muadzinnya sendiri mirip sebuah panggung kecil, bagian tepi terdapat pagar keliling yang berhiaskan ukiran motif sulur-suluran.
Sebagai pelengkap ruang Masjid, yaitu terdapat sebuah mihrab dan mimbar. Mimbar masjid berukuran 2,24 x 1,48 m dilengkapi tangga berhias motif sulur – suluran. Mimbar ini mempunyai 4 buah tiang berbentuk segi delapan semakin ke atas makin kecil dan berhias ukiran motif sulur-suluran. Pada bagian mihrab berdenah segi lima dan dihias dengan ukiran motif sulur-suluran, tempelan tegel keramik, dan pada sisi luar atapnya berbentuk kubah berpuncak mustaka.