Tak salah memang jika Ambon disebut dengan Kota Seribu Pantai. Karena letak kepulauan Ambon yang terbilang dikelilingi lautan, karena itu juga banyak pantai terhampar di sini dengan memiliki ciri khas masing-masing.
Kami pun sengaja mendatangi satu per satu pantai yang banyak digemari para wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara jika berkunjung ke Ambon. Salah satunya pantai Natsepa.
Pantai yang terletak di Desa Suli atau biasa disebut Negeri Suli, Kabupaten Maluku Tengah ini memiliki keunikan tersendiri. Di Pantai Natsepa jika air laut surut, bisa terlihat sepanjang 1 km pasir pantai dihiasi dengan karang-karang yang cukup menawan di Teluk Baguala. Biasanya para wisatawan pun senang bermain di pantai hingga ke tengah jauh dari daratan.
Tetapi sebaliknya, jika air laut pasang gelombang atau ombak yang tertiup angin mampu membuat air laut naik hingga perbatasan dataran. Tak hanya itu, angin pun bertiup dari lautan ke dataran rendah sangat kencang.
Nah, meninggalkan Pantai Natsepa, kami pun melanjutkan perjalanan menuju pantai terpanjang di Ambon, yakni Pantai Hunimua atau yang akrab disebut Liang, di Negeri Liang, Maluku Tengah. Pantai dengan panjang 900 meter ini terdaftar sebagai pantai terpanjang dan terluas di Ambon.
Di sini terlihat warung-warung kelontong menjajakan berbagai macam makanan yang berjajar di sepanjang bibir pantai. Selain itu, ada juga pendopo atau auditorium tempat acara-acara musikal tradisional diadakan.
Satu hal yang lebih menarik, di sini kami melihat sepasang ikan duyung tengah bermain di perairan sedikit dalam di pantai ini. Namun sayang kami tidak bisa mengabadikan gambar ikan duyung tersebut karena mereka merasa terganggu akan kedatangan kami.
Beranjak dari pantai Liang, 90 menit menempuh perjalanan kami pun singgah di Pantai Pintu Kota yang berlokasi di Desa Airlouw, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon. Sebelum memasuki pantai ini kami pun berpikir bahwa nama pantai Pintu Kota diambil dari simbol sebuah pintu masuk ke Ambon.
Ternyata betul adanya, pantai Pintu Kota dahulunya memang sebagai tanda pintu masuk kapal-kapal yang akan berlabuh di kota Ambon. Sebagai tandanya, tampak sebuah lubang besar berbentuk layaknya pintu di bebatuan cadas nan tinggi.
Tak hanya itu, di pantai ini pun bebatuan yang terhampar mulai dari ukuran besar sampai kecil memiliki karakter warna cukup menarik. Biasanya batu-batuan ini sebagian orang membuat sebagai batu cincin, manik-manik ataupun aksesoris perhiasan lainnya. Tetapi sayangnya masyarakat di sekeliling Pantai Pintu Kota belum bisa memanfaatkan sebagai mata pencarian dibuat sebagai suvenir dari Pantai Pintu Kota ini.
Menempuh perjalanan sekitar 15 menit tak jauh dari Pantai Pintu Kota, kami pun melanjutkan menuju pantai Namalatu, Desa Latuhalat, Kota Ambon. Jika dari luar memang tampak layaknya pantai-pantai biasa di sini. Tetapi yang menarik bukan hanya pantai dengan panorama eksotis melainkan wisata bawah laut di sini pun patut diacungi jempol.
Terumbu karang di sini pun dilestarikan oleh dinas pariwisata setempat, juga sekumpulan ikan Nemo yang lucu dapat dilihat bermain di sekitar karang-karang. Bagus bukan!
Tak salah kan jika Kota Ambon dijadikan sebagai tujuan wisata bahari. Panorama memukau di setiap pantainya dan keindahan bawah lautnya menjadi primadona tersendiri bagi wisatawan dalam dan luar negeri. Selamat berlibur….!!!!
Sumber: Kompas.com