Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Prosesi Adat Ake Dango (Air Bambu) dan Pembukaan Festival Tidore, Hari Jadi Tidore (HJT) ke-909

Ternate : Prosesi Adat Ake Dango (Air Bambu) dan Pembukaan Festival Tidore yang merupakan rangkaian kegiatan Hari Jadi Tidore (HJT) ke-909 Tahun 2017 digelar di Sonine Gurua (tanah lapang tempat ritual adat ) Kelurahan Gurabunga, Minggu (9/4) malam. Prosesi ini merupakan ritual pertemuan Lima Marga untuk mengantarkan air menggunakan Rau yang telah diambil dari puncak gunung untuk dipersatukan dalam Bambu (Dango).

Air yang disatukan dalam bambu (Ake Dango) selanjutkan didiamkan semalam di Sonine Gurua dengan dijaga oleh perwakilan Lima Marga yang bersenjatakan parang dan salawaku. penjagaan ini dilakukan demi keamanan agar Ake Dango tidak mendapat gangguan sampai besok paginya.

Walikota Tidore Kepulauan, Capt. H. Ali Ibrahim, MH disela-sela upacara pembukaan tersebut memeberikan apresiasi atas digelarnya prosesi adat Ake Dango, sebagai bagian dari rangkaian adat kegiatan Festival Tidore Tahun 2017. “Kegiatan ini penting dan patut mendapat dukungan semua pihak, karena terkait langsung dengan salah satu visi Pemerintah Daerah, yaitu : “Penguatan Pembanguna Sosial Dan Budaya Serta Nilai-Nilai Kearifan Lokal Sebagai Modal Sosial Untuk Mendorong Akselarasi Pembangunan”, tutur Ali.

Dikatakan, Salah satu bentuk dukungan tersebut yaitu terus menjaga, merawat dan menghiudpkan kembali tradisi leluhur atau kearifan lokal Ake Dango, hingga saat ini, tujuannya agar Masyarakat Tidore yang semakin sejahtera dengan tetap mempertahankan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal daerah demi tercapainya pengembangan pariwisata berbasiskan kebudayaan, alam dan kearifan lokal. Yang menjadi tugas bersama Pemerintah,  Kesultanan, Masyarakat Adat dan semua pihak adalah terus melakukan upaya-upaya untuk mengembangkan nilai-nilai lokal ini agar tidak tergantikan oleh nilai-nilai baru yang tidak sesuai dengan karakter kehidupan masyarakat Tidore.

Walikota Capt. H. Ali Ibrahim juga mengajak kepada seluruh masyarakat, terutama Orang Tidore, untuk menjadikan budaya Tidore sebagai roh dari perilaku kehidupan sehari-hari kita, kapan dan dimanapun kita berada. ” Jika kita bersatu, kita bekerja sama, dan selalu bersama-sama, maka seluruh program dan kegiatan pembangunan yang telah dicanangkan oleh pemerintah daerah, akan dapat kita selesaikan bersama”, ajak Ali.

Sementara Sultan Tidore, H. Husain Syah mengatakan masyarakat Tidore adalah masyarakat yang bijaksana dalam menyikapi perbedaan, menjunjung tinggi toleransi, dan dapat membangun semangat persatuan. Insya Allah, jika kita bersatu, kita bekerja sama, dan bergotong royong, maka apa yang menjadi cita-cita bersama akan dapat diselesaikan. Tutur Sultan.

Dalam laporan ketua panitia HJT ke-909, Yakub husain  mengatakan tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah mendorong kekuatan Budaya asli masyarakat lokal sebagai ruh sekaligus produk vital menjaga tradisi tetap dilaksanakan sebagaimana Ritual aslinya.

Selanjutnya Ake Dango akan diantarkan menuju ke kadaton Kesultanan Tidore pada Senin (10/4) subuh dilanjutkan dengan Parade Juanga Sultan Tidore dan Prosesi Ratib Haddad Farraj.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Wakil Waliko Tidore Muhammad Senin, SE, Sekretaris Daerah Thamrin Fabanyo,  forum Koordinasi Pimpinan Daerah, Wakil Ketua TP PKK, Rahmawati Muhammad Senin, Permaisuri Sultan, Ketua DWP Kota Tidore, beberapa Pimpinan Perguruan Tinggi, Bobato Adat, Asisten Sekda, Staf Ahli Walikota serta Pimpinan SKPD.

rri.co.id

Leave a Comment

0/5

https://indonesiaheritage-cities.org/