Sekitar empat abad lalu, Benteng Oranje adalah salah satu titik tersibuk di Pulau Ternate. Benteng ini sempat menjadi markas besar VOC di Hindia Belanda, sampai Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen memindahkan markas ke Batavia pada 1619. Kini, peninggalan sejarah itu mulai terkikis zaman.
Benteng yang dibangun pada 1607 ini pertengahan Oktober lalu, situs sejarah ini tampak sangat tak terurus. Tembok benteng yang tingginya sekitar lima meter memang masih berdiri kukuh, namun penuh dengan coretan grafiti—yang tak jarang merupakan kata-kata tak senonoh. Kerak dan lumut ikut menggerogoti bangunan seluas 180 x 165 meter ini.
Saat memasuki terowongan gerbang utamanya, indra penciuman akan langsung diserbu bau pesing yang tajam. Di bagian atas benteng terdapat jalan kecil yang menyambungkan empat selekoh yang terletak pada keempat sudut benteng. Jalan ini pun telah rusak di beberapa bagian.
Untungnya, Pemerintah Kota Ternate mulai bergerak untuk melakukan revitalisasi kawasan benteng yang terletak di Jalan Boe Oirie, Ternate Tengah, ini.
“Rencana revitalisasi benteng-benteng di Ternate akan dimulai di Benteng Oranje ,” ujar Burhan Abdurahman, Wali Kota Ternate, ketika ditemui pada 19 Oktober lalu.
Rencananya, kawasan ini akan dipugar menjadi ruang terbuka hijau dengan dilengkapi plaza terbuka, jalur pedestrian, serta museum tentang rempah. “Ternate dulu terkenal lewat perdagangan rempahnya. Jadi kita ingin menghidupkan kembali kejayaan masa lalu itu, setidaknya melalui dibangunnya museum rempah,” ujar Burhan.
Program revitalisasi ini didukung pula oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. “Kementerian PU mendukung kota-kota yang memiliki program pelestarian wisata budaya. Apalagi Ternate juga merupakan pendiri Indonesia dan tergabung dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia,” ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, yang ketika itu menjabat Direktur Jenderal Penataan Ruang.
Salah satu dukungan yang diberikan Kementerian adalah pengalokasian dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. “Untuk tahun 2015, anggarannya sedang dibahas di DPR, tapi saya sudah arahkan agar porsi APBN lebih besar dibanding APBD,” katanya.
Memiliki sejarah panjang diperebutkan berbagai bangsa, Ternate punya banyak benteng bila dibandingkan dengan luas daerahnya yang hanya sekitar 76 kilometer persegi. Selain Benteng Oranje, beberapa benteng lain di kota ini antara lain Benteng Tolluco, Kalamata, Kota Janji, Santosa, dan Takome. Ada yang telah dipugar sehingga bentuk bangunannya masih kukuh, seperti Benteng Kalamata, namun ada pula yang tinggal sisa-sisa.
Sumber : tempo.com