Baubau – Sejarawan Indonesia, Prof Dr Susanto Zuhdi optimis Benteng Wolio di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai cagar budaya warisan dunia.
Setelah sebelumnya pada 28 Mei 2021, Benteng Wolio telah resmi ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya peringkat nasional berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 115/M/2021.
“Dengan melihat potensi yang dimiliki Benteng Wolio, saya optimis benteng ini bisa mendapat pengakuan dari UNESCO,” ujar Susanto Zuhdi, yang juga Tim Ahli Wali Kota Baubau dalam pengusulan Benteng Wolio sebagai warisan dunia, Senin (13/9/2021).
Menurutnya, kekuatan Benteng Wolio bisa ditetapkan sebagai warisan dunia terletak pada outstanding universal value atau nilai universal istimewa yang dimilikinya, baik dari konteks fisik maupun historisnya.
“Kenapa saya katakan Benteng Wolio memiliki nilai istimewa? Pertama, karena dari fisiknya merupakan benteng terluas di dunia. Kemudian dalam konteks historisnya, mengapa benteng ini dibangun, yaitu karena ketika itu Kesultanan Buton selalu terancam kedaulatannya oleh kekuatan dari luar yang mau menganggu,” terangnya.
“Dengan demikian, di situ kita bisa lihat ada upaya menjaga diri, melindungi dan memelihara kedaulatan masyarakat Kesultanan Buton. Nilai-nilai inilah yang membentuk jati diri bangsa,” jelasnya.
Lebih lanjut Susanto juga menyatakan bahwa perlawanan Oputa Yi Koo dalam menjaga kedaulatan Kesultanan Buton yang kini telah diakui sebagai Pahlawan Nasional, menunjukkan ukuran nilai-nilai identitas bangsa yang tak mau ada penindasan.
“Nilai inilah yang menjadikan bangsa itu sadar akan identitasnya, karena kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penindasan harus dilawan,” tegasnya.
Karena itu, Guru Besar Departemen Sejarah Universitas Indonesia ini optimis Benteng Wolio sangat berpotensi mendapat pengakuan warisan dunia dengan nilai-nilainya yang masih bisa dimaknai dan dapat memberi dampak bagi kehidupan saat ini.
“Jadi, sejarah itu tidak hanya masa lalu, justru sejarah itu merupakan kelanjutan dari masa lalu yang masih bisa kita maknai dan kita lihat sendiri sampai saat ini, seperti Benteng Wolio yang dibangun pada abad ke-17. Sehingga, apa makna dari masa lalu itu harus kita rawat dan jaga, bahkan dunia bisa mengakui ini sebagai warisan dunia karena nilai-nilainya tersebut,” tutup Susanto Zuhdi.
rri.co.id