Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sharing Cities & Visi Besar Kota Rempah

Oleh: Rinto Taib
(Kepala Litbang JKPI)

Beberapa waktu lalu Walikota Ternate Dr. M Tauhid Soleman bersama Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kota Ternate Dr. Risal Marsaoly, Kepala Dinas Perpustakaan Daerah Kota Ternate dan bagian Kerjasama Hubungan Internasional Unkhair berkunjung ke Belanda dalam kegiatan Sharing Cities dari Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI). Publik menjadi terseret kedalam polemik di pemberitaan beberapa media (online) berkaitan dengan substansi dan prosedur dalam perjalanan dinas tersebut. Dibalik polemik tersebut, hal yang paling penting untuk diketahui adalah substansi program sharing cities itu sendiri tentunya yang harus diketahui publik.

Jaringan Kota Pusaka sebagai salah satu wadah bersama bagi setiap daerah Kota dan Kabupaten se Indonesia yang memiliki pusaka baik pusaka alam, pusaka budaya  maupun keduanya (pusaka saujana). JKPI di deklarasikan di kota Surakarta (Solo) pada tanggal 28 Oktober 2008 yang memiliki perhatian pada bidang pusaka (warisan budaya) yang dilangsungkan di Joglo tepat dibelakang rumah dinas Walikota Solo (Ir. Joko Widodo. Dimana pada saat itu para founding fathers JKPI bersepakat untuk mendeklarasikan organisasi ini sebagai salah satu organisasi di pemerintahan kota/kabupaten yang mempunyai keanekaragaman pusaka alam dan pusaka budaya (tangible dan intangible) yang bertujuan untuk bersama-sama melestarikan kedua jenis pusaka tersebut sebagai modal dasar untuk membangun kemasa depan.      Tujuan dibentuknya JKPI adalah: 1). Mengenbangkan kerjasama diantara kota-kota yang mempunyai pusaka alam dan pusaka budaya; 2). Mengembangkan kerjasama untuk melestarikan pusaka bersama-sama pemangku kepentingan; 3). Mendorong peran aktif masyarakat dalam pelestarian pusaka mengembangannya yang positif dalam kehidupan bermasyarakat; 4). Menginventarisasi kekayaan warisan pusaka dari anggota JKPI; 5). Mengenbangkan pemahaman keberagaman alam dan budaya untuk memperkuat NKRI. Sebagai wadah promosi pusaka yang ada bagi anggota JKPI.

Penulis saat presentasi di momen Kunjungan Sharing Cities di Belanda

        Sebagai kolega dari Dr. Maulana Ibrahim representasi bagian Kerjasama Internasional Unkhair dalam keberangkatan bersama ke Belanda adalah tepat mengingat selalu aktif bersama penulis mewakili Kota Ternate dalam sebuah forum jaringan global yang dikenal dengan VOC Heritage Network yang tentunya memiliki peran untuk meningkatkan hubungan kerjasama yang lebih luas dalam bidang pariwisata dan kebudayaan. Terlebih dengan memiliki identitas kota sebagai kota rempah maka adalah penting membangun relasi global dengan berbagai negara yang secara emosional memiliki relasi dalam kurun waktu yang panjang dengan Ternate dimasa kejayaan rempah dahulu kala.

Terlebih pula selama di Belanda, Ternate diberi kesempatan untuk memamerkan produk lokal dan mempresentasikan berbagai potensi pariwisata, ekonomi kreatif dan kebudayaan, membicarakan peluang bisnis dan perdagangan serta peluang kerjasama antara lembaga dengan berbagai program yang telah disiapkan. Peluang kota Ternate akan semakin terbuka karena selain memiliki basis relasi dimasa lalu juga sejalan dengan program Sharing Cities JKPI  dengan Indonesia Diaspora Network (IDN) The Netherlands juga telah menandatangani perjanjian bersama (MoU) untuk menjajaki pengembangan kota pusaka maupun pariwisata Indonesia yang meliputi beberapa hal:

Pertama: Peningkatan kerjasama dalam pengelolaan kota pusaka di kota-kota yang tergabung dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI). Kedua: Peningkatan kerjasama dalam pengembangan potensi pariwisata kota pusaka di kota-kota yang tergabung dalam Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI). Ketiga: Peningkatan kerjasama dalam bidang penelitian kota pusaka serta aspek terkait bagi staf peerintahan kota di Indoensia, dosen-dosen serta mahasiswa baik dari Belanda maupun Indonesia. Keempat: Peningkatan kerjasama dalam kegiatan seminar, training, workshop, festival dan kegiatan lain dengan tujuan meningkatkan (capasity building) serta membagi pengetahuan dibidang kota pusaka Indonesia. Kelima: Peningkatan kerjasama lain yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak untuk memperkuat lembaga masing-masing.

Walikota Ternate bersama Direktur Eksekutif JKPI Asfarinal IAI
dan kepala daerah anggota JKPI saat Sharing Cities di Belanda

Sharing Cities terkait berbagai program dan peluang kerjasama Indonesia – Belanda di bidang Perkotaan dan Pusaka yang bertumpu pada aspek Pertukaran informasi dan pengetahuan, Peningkatan kapasitas serta Peningkatan kesadaran. Poin terpentingnya adanya program yang berkaitan dengan pusaka maritim, terutama Jalur Rempah (Jakarta, Semarang, Ternate dan Pulau Banda). Bahwa penataan dan pelestarian pusaka maritim sebagai aset bagi masa depan pembangunan Indonesia sebagai negara kepulauan patutnya menjadi prioritas lintas kementerian dan stakeholder terkait.

Untuk itu, Wali kota Ternate dengan visi besar menjadikan kota ini sebagai kota rempah dan sebagai salah satu dari badan pengurus JKPI hendaknya memiliki kapasitas untuk secara aktif memandu dan mempromosikan pembangunan yang berbasis kepada aset pusaka daerah melalui perencanaan yang mumpuni, pendekatan yang tepat dan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan secara kolaboratif, integratif dan holistik. Program lainnya adalah terkait dengan Peningkatan Kapasitas Pekerja Museum dengan Mendukung Program Revitalisasi Museum di Indonesia termasuk Museum Rempah dalam 6 aspek, yaitu: 1). Fisik (interior, eksterior; 2). Manajemen (koleksi, SDM, keuangan dan pelayanan publik); 3). Jejaring (pemberdayaan masyarakat dan kerjasama); 4). Penyesuaian Kebijakan (panduan tentang Akreditasi Museum dan panduan tentang Koleksi sebagai Aset Negara); 5). Pembentukan Image (kampanye nasional untuk mempromosikan museum, publikasi dan peningkatan pelayanan untuk para pengunjung); 6). Program (di dalam museum: festival dan di luar museum: museum termasuk sentra exibition dan kunjungan sekolah sebagai wujud nilai edukasi)

Tentunya hal seperti ini merupakan hal terpenting bagi daerah-daerah di Indonesia pada umumnya maupun bagi kalangan anggota JKPI yang sedang bergelut ataupun bergeliat melakukan program revitalisasi cagar budaya maupun pengembangan museum daerahnya masing-masing. Selain itu juga perbincangan tentang revitalisasi cagar budaya dan nilai budaya yang disampaikan oleh Wali kota selama kunjungan luar negeri ini ke berbagai pihak juga tak kalah menariknya pada forum bergengsi ini, penguatan kelembagaan lokal yang memiliki tupoksi dengan bidang kebudayaan, penguatan kompetensi tenaga teknis Cagar Budaya serta upaya mensinergikan peran lintas sektor dan lintas aktor dalam upaya pelestarian cagar budaya termasuk memberi ruang bagi keberadaan komunitas peduli heritage dan komunitas kreatif di Ternate untuk berperan dalam pemaanfaatan ruang pusaka benteng Oranje yang juga telah ditetapkan sebagai cagar budaya peringkat nasional merupakan pokok pembicaraan yang menarik antara mereka.

Walikota Ternate bersama Direktur Eksekutif JKPI Asfarinal IAI
dan kepala daerah anggota JKPI saat Sharing Cities di Belanda

            Selain kegiatan kunjungan ke beberapa tempat bersejarah di kota Belanda. Salah satu tempat menarik lainnya adalah saat berkunjung ke Museum dan Universitas membicarakan peluang kerjasama dalam bidang pendidikan dan sejumlah program lainnya dalam rangka peningkatan kapasitas dan kompetensi tenaga teknis maupun peningkatan sumber daya manusia. Hal ini penting bagi penulis khususnya yang berkaitan dengan urusan permuseuman ditengah  keterbatasan sumber daya manusia (konservator, edukator, preparator, dll), SOP pengelolaan museum, serta berbagai persoalan lainnya. Tentunya telah banyak hal-hal penting yang telah diperoleh dari perjalanan dinas ini.

Dalam kaitannya dengan visi besar Kota Rempah maka tentunya harus kita sadari secara bersama bahwa Sharing Cities ini akan lebih memungkinkan memperoleh manfaat yang lebih besar dengan sumber daya yang lebih sedikit, selain itu juga memberikan pelayanan lebih oleh pemerintah kepada warga dengan biaya yang lebih rendah dengan berbagai hal yang berkaitan dengan data dan informasi kesejarahan dan kebudayaan yang telah diperoleh selama kunjungan ini ditambah dengan peluang-peluang sharing ekonomy yang mesti kita pikirkan untuk dapat dilakukan kedepan sehingga menciptakan lapangan kerja serta nilai tambah dari pembicaraan yang berkaitan dengan peluang-peluang investasi dan perdagangan tentunya.

Kita tentunya berharap pula bahwa pimpinan OPD terkait harus memiliki pengalaman dibidang tersebut, memiliki kecerdasan dan intelektualitas yang mumpuni agar Wali kota tak terkesan bekerja sendiri untuk mewujudkan visi besar kota rempah tersebut. Hal ini penting semisal menjadikan OPD tertentu sebagai mesin yang bekerja untuk membuktikan bahwa dalam upaya mewujudkan visi besar kota rempah maka memiliki platform informasi bisnis dimana bisnis usaha mikro, kecil dan menengah akan terbantu tidak saja sekedar memenuhi kebutuhan pasar lokal namun juga internasional.

Tentunya masih banyak sekali pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan untuk mewujudkan visi besar tersebut. Oleh karena itu maka upaya membangun jejaring dan berbagai agenda kerja yang dilakukan oleh Wali kota Ternate bersama timnya patut kita apresiasi karena telah berusaha untuk berkolaborasi secara terbuka dengan banyak pihak untuk mendukung dan berusaha menciptakan dampak sosial yang terukur, nilai ekonomi dan tingkat inovasi, shared value inititive, menjadikan Ternate sebagai bagian dari platform global khususnya dalam agenda-agenda pemajuan kebudayaan yang berkaitan langsung dengan upaya share history, share heritage dan share economy untuk menghadapi tantangan dunia global. Dan hal yang paling menarik dalam pandangan saya adalah mengembangkan data science dengan mengambil peran di dalam ekosistem global network.

Leave a Comment

https://indonesiaheritage-cities.org/