Dunia perfiliman semakin menjadi tren yang digemari oleh komunitas kreatif di Maluku Utara sejak beberapa tahun belakangan ini. Tak tanggung-tanggung, para sineas muda yang memiliki bakat dan minat untuk terlibat dalam dunia film ini tak hanya sebatas hobi melainkan pula sebagai tujuan orientasi dan pilihan rasional atas profesi yang digeluti mereka. Dunia film telah dipahami mereka sebagai industri kreatif yang mampuh membawa para penggiatnya untuk berkiprah dan berprestasi tidak saja melalui perhelatan lomba dan ajang bergengsi ditingkat lokal namun juga ditingkat nasional maupun internasional.
Beberapa jenis lomba baik yang diselenggarakan oleh beberapa lembaga pemerintah seperti kementerian maupun lembaga swasta mereka ikuti dan mampuh meraih penghargaan sebagai pemenang. Hal ini terus memicu semangat untuk terus berkarya dan berprestasi sekaligus menjadi solusi atas upaya untuk menekan angka dan jumlah pengangguran. Tanpa disadari, dunia perfiliman telah membuka lapangan kerja yang memberi ruang ekpresi bagi para pelaku usaha dibidang ini sekaligus disaat yang bersamaan juga telah ikut berkontribusi meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan life skill (ketrampilan hidup) yang menjanjikan bagi masa depan kalangan komunitas kreatif terlebih di era digital dan transformasi teknologi informasi yang berkembang saat ini.
Seiring dengan kemajuan dunia digital tersebut maka harus diikuti pula dengan kemampuan literasi digital yang meliputi empat pilar didalamnya yakni: cakap digital, etika digital, budaya digital dan keamanan digital. Dalam kaitan dengan literasi digital inilah maka project managemen literasi digital Maluku Utara menyelenggarakan Smartphone Film Festival yang telah di launching pada Sabtu, 27 Agustus 2022 lalu di taman film benteng Oranje Ternate dengan rangkaian acara lainnya seperti Talkshow makin cakap digital serta pemutaran perdana film berjudul ”Tentang Cinta” karya Kie Raha Project.

Sofyan Ansar selaku Manager Event, Talent dan Kreator Literasi Digital Maluku Utara mengatakan bahwa generasi muda Maluku Utara dalam berbagai kesempatan kompetisi ditingkat nasional baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta telah membuktikan kemampuannya dengan menjuarai berbagai gelaran event kompetisi tersebut. Hal ini haruslah terus didorong untuk meningkatkan peran dan kreatifitas mereka khuusnya di jalur perfiliman. Lanjut Sofyan yang juga ketua Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Maluku Utara tersebut bahwa diera digital saat ini, memproduksi sebuah film pendek tidak lagi harus menggunakan peralatan yang canggih, dengan bermodalkan smartphone, para sineas sudah bisa memproduksi sebuah karya film dengan hasil yang maksimal. Lanjutnya pula bahwa hal-hal yang berkaitan dengan informasi pendaftaran dan ketentuan lomba silahkan klik link berikut, link pendaftaran: https://bit.ly/daftarsfk2022 dan untuk link ketentuan lomba dapat diakses melalui link: https://bit.ly/ketentuanlomb4. Untuk informasi lainnya dapat pula dihubungi whatsApp: +62 8135 5644 202 (Opan Jacky), pungkas Sofyan.
Opan Jacky sapaan akrab kalangan kreatif di komunitas benteng oranje ini menjelaskan bahwa patut kita sadari bahwa dunia perfiliman telah berdampak luas bagi publik dan memiliki kecenderungan multiplier effect dalam berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi pasca pandemi covid-19, mendorong kemandirian masyarakat untuk mengembangkan potensi dan talenta serta sumber daya yang dimilikinya. Selain itu juga, dunia perfiliman kita menggerakkan berbagai program pemberdayaan masyarakat melalui lembaga pemerintah maupun swasta dan juga institusi pendidikan baik formal maupun non formal.
Lanjut Opan Jacky bahwa sebuah film tak hanya dapat dibuat oleh seorang manusia tunggal, melainkan membutuhkan peran manusia lain dalam mewujudkan setiap ide, penulisan naskah, produksi hingga jalur distribusi. Ekosistem inilah yang kemudian menjadikan perfiliman sebagai salah satu dari sub sektor industri kreatif. Tingginya partisipasi publik khususnya bagi kalangan komunitas tentu ikut menghidupi denyut nadi ekonomi kreatif yang terus menggeliat belakangan ini. Jika hal ini terus didukung maka akan memperkuat sendi-sendi perekonomian bangsa serta menumbuhkan sektor ekonomi kreatif yang mampuh menjawab tantangan jaman khsusnya dalam dunia perfiliman.

Sementara itu menurut Assisten Project Manager Literasi Digital provinsi Maluku Utara, Mardania Gazali bahwa film bukanlah merupakan hal baru dalam kehidupan masyarakat di masa kini, dan juga tidak hanya sebagai media hiburan semata melainkan sebagai media komunikasi antara pembuat film dengan para penonton. Disamping itu, film juga merupakan wahana edukasi yang efektif di tengah era digitalisasi yang antara lain bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman baru, maupun perubahan perilaku dan pola pikir masyarakat guna semakin cakap digital.
Mardania yang juga mantan Puteri Kampus 2018 menjelaskan Sebuah kalkulasi ekonomi yang menarik dalam hal penyediaan lapangan kerja dan kemandirian ekonomi bangsa, sebagai misal dapat kita amati manakala upaya untuk memproduksi sebuah film oleh suatu komunitas maka secara otomatis akan melibatkan berbagai pihak untuk terlibat secara kolaboratif dalam jumlah yang signifikan. Ekosistem seperti ini tentu sangat berdampak positif bagi berbagai pihak ditenagh kesullitan ekonomi, keterbatasan kesempatan dan peluang kerja.
Melalui ajang kompetisi Smartphone Film Festival ini, Mardania berpesan bahwa kemenangan yang diraih lewat kegiatan kompetisi ini dikemudian tentunya tak hanya sekedar dapat menyenangkan para pemenang melalui besaran sejumlah hadiah yang diberikan melainkan yang paling terpenting adalah bahwa kompetisi ini menjadi ajang mengasah kemampuan dan pengalaman untuk terus menciptakan dan menghasilkan berbagai produk karya film yang berkualitas dan diminati oleh masyarakat kita. Semoga pula melalui ajang kompetisi ini, semakin banyak peserta yang ikut mendaftarkan karya mereka sehingga sejarah, pariwisata dan budaya lokal provinsi Maluku Utara semakin digali, di ekplore dan terekspose melalui layar karya film, pungkas Mardania.
Rinto Taib, selaku manager Humas dan Edukasi project Literasi Digital provinsi Maluku Utara menjelaskan bahwa potensi dunia pariwisata, sejarah dan kebudayaan Maluku Utara sangatlah berlimpah sehingga hal ini akan sangat menarik jika diangkat sebagai cerita sebuah film. Banyak benteng-benteng dan peninggalan sejarah masa lalu (Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, Jepang, Amerika), epos kepahlawanan para Sultan serta keindahan panorama alam dan budaya masyarakat menjadi daya tarik untuk di filimkan. Selain itu pula sejarah alam dan jejak warisan keilmuan oleh para ilmuan dunia yang pernah menjadikan Maluku Utara sebagai basis untuk meneliti keanekaragaman flora dan fauna di bumi Maluku Utara adalah hal menarik lainnya untuk difilimkan, tutur Rinto yang juga akademisi dan penulis.
(ADV)