SEMARANG – Sejumlah peserta yang mengikuti kirab budaya memperingati HUT Kabupaten Batang ke-52 di Pendapa Kabupaten Batang, mulai pukul 13.00, Minggu (8/4).
Acara yang melibatkan peserta dari berbagai instansi pemerintahan, komunitas, pelajar serta warga tersebut bertujuan untuk melestarikan budaya lokal.
Selain itu, perayaan ini dimeriahkan penampilan 100 penari. Mereka menyuguhkan tari Batik dan Simo Gringsing.
Tari Batik merupakan sajian tari yang terilhami keberadaan motif Batik Batang/Gringsing berfilosofi keseimbangan, kemakmuran, dan kesuburan.
“Sedangkan Tari Simo terinspirasi cerita rakyat atau legenda tentang sosok Ki Ageng Gringsing yang memiliki kesaktian, di antaranya dapat berubah menjadi simo atau singa,” ujarnya.
Claudea menambahkan Tari Batik biasanya ditampilkan perempuan, Tari Simo ditampilkan lelaki. Kedua tarian tersebut merupakan tarian asli Kabupaten Batang. 100 penari itu berasal dari sanggar, siswa-siswi SMP, SMA, dan SMK se-Kabupaten Batang.
“Penari sudah pilihan terbaik karena disaring saat festival tari sebelumnya. Kami dari Sanggar Greget yang menyeleksi langsung saat menjadi juri lomba sehingga tahu karakterpenari yang dibutuhkan. Persiapan dan latihan para penari sudah berlangsung selama satu minggu yang lalu,” ungkapnya.
asatu.id/Image antara