Masyarakat di Alam Kerinci memiliki banyak upacara dan kesenian tradisional, upacara adat dan kesenian tradisional disetiap wilayah adat atau negeri mengalami sedikit perbedaan, tergantung dengan ico pakai masing masing Neghoi ( Negeri//dusun ).
Pada prinsipnya upacara adat dikelompokkan menjadi tiga bagian yang dikenal dengan sebutan:. Upacara adat titian teras bertangga batu. Upacara adat cupak gantang gawe kerapat,,Upacara adat tumbuh-tumbuh roman
Upacara adat ” titian teras bertangga batu” bermakna, suatu upacara adat yang dilakukan secara berkesinambungan dari satu generasi ke generasi yang berikutnya,upacara adat ini dapat kita saksikan pada acara’Kenduri Sko”, penobatan Depati, Ninik mamak, tindik dabur dan sunat rasul, khatam Al Qur’an, pernikahan, kehamilan, kelahiran, aqiqah, kerat pusat,turun keair dan upacara kematian.
Upacara adat ” Cupak gantang gawe kerapat ” memiliki pengertian yakni suatu upacara adat meliputi mata pencaharian hidup dan sosial kemasyarakatan yang dilaksanakan secara gotong royong. Upacara ini dapat kita lihat pada kegiatan membangun /mendirikan rumah baru” Ngihit pamoun”( menarik ramuan kayu untuk bahan bangunan rumah) merendam ramuan kayu,,gotong royong membersihkan tali air (irigasi) sawah, menanam benih padi, menuai padi, menolak bala, kenduri sudah tuai, kenduri tengah padang dan beberapa upacara ritual lainnya.
Sedangkan upacara adat ” tumbuh tumbuh roman roman “ memiliki pengertian suatu upacara yang dilaksanakan dalam keadaan tertentu dengan pokok pokok masalah yang tumbuh (timbul) pada bentuk rupa dan bersifat khusus. Upacara ini dapat kita lihat pada upacara tari asyek negeri, talea naik haji, mengangkat anak angkat, pelanggaran hukum adat, melepas nazar, dan upacara silang sengketa.