Cirebon : Di masa lalu, Kota Cirebon sudah terkenal ke mancanegara karena pelabuhannya banyak didatangi para pedagang berbagai bangsa seperti Persia, India, Malaka, Pasai, termasuk Laksamana Cheng Hoo dari Tiongkok dengan 300 armadanya.
Di masa sekarang, Pelabuhan Kota Cirebon masih didatangi wisatawan mancanegara dengan kapal pesiarnya, yang menurunkan sedikitnya 300 sampai 400 wisatawan setiap kapal.
Dengan demikian, Kota Cirebon sebenarnya sudah mengglobal, mendunia dan menjadi metropolitan pada masanya, sehingga kebesaran itu menjadi potensi unggulan dalam membangun dan memajukan Kota di pesisir pantai utara ini.
Hal itu disampaikan tokoh masyarakat Kota Cirebon, Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat, dalam pidato didepan peserta dan tamu undangan Sidang Paripurna Istimewa DPRD, dengan agenda Peringatan Hari Jadi ke-648 Kota Cirebon di gedung Dewan setempat, Kamis (21/9/2017).
“Jadi Cirebon itu bukan kota ecek-ecek, karena sejak dahulu sudah mendunia karena didatangi kapal dari berbagai Negara. Di masa sekarang Cirebon masih tetap unggul, bahkan sudah menjadi jalur wisata maritim Internasional,” jelas Sultan.
Menurut Sultan, seluruh elemen masyarakat Cirebon perlu lebih memahami tentang posisi kebesaran kotanya, sehingga siap untuk mewujudkan kemajuan dan pembangunan kotanya.
Sebab, sekarang sudah ada jalan tol serta tahun 2018 mendatang akan ada bandara Internasional Kertajati di Majalengka, yang kesemuanya dapat mendorong semakin banyaknya orang dari dalam dan luar negeri yang berkunjung ke Cirebon.
“Keunggulan itu harus diimbangi dengan kesiapan, yakni bagaimana menata kembali kotanya menjadi lebih bersih, nyaman, aman, sopan santun dan ramah serta tetp mengedepankan nilai-nilai religius dn budaya,” ujarnya.
Terkait hal itu, pihaknya mengajak pimpinan dan anggota dewan serta walikota dan jajarannya, bersama-sama dan sebaik-baiknya membangun dan menjadi tuan rumah dari banyaknya tamu yang berkunjung ke Cirebon. Persoalan kemacetan dan kepadatan arus kendaraan misalnya, perlu dipikirkan membangun jalur kereta api di atas perlintasan jalan.
“Kota Cirebon dilalui dua jalur kereta api baik jalur utara dan selatan, sehingga lalu lintas kereta cukup padat, setiap hari sekitar 200 kereta berhenti di Cirebon atau hampir setiap tujuh menit kereta lewat,” katanya.
Pada peringatan hari jadi Kota Cirebon itu, Sultan PRA Arief Natadiningrat juga mendapatkan penghargaan Adiputra Budaya dari Walilkota Cirebon atas peran aktifnya dalam memajukan daerah dari sisi budaya dan pariwisata, termasuk dalam penylenggaraan Festival Keraton Nusantara XI tahun 2017 di Cirebon.
rri.co.id/ Image Pemerintah Kota Cirebon