Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

7 Negara Meriahkan “Solo International Performing Art” (SIPA) 2018

Solo – Sebanyak 17 delegasi dari tujuh negara akan ikut memeriahkan “Solo International Performing Art” (SIPA) 2018 sebuah pergelaran seni pertunjukan berskala internasional, di Benteng Vastenburg Solo, pada tanggal 6–8 September mendatang.

“SIPA merupakan maha karya seni pertunjukan yang diselenggarakan setiap tahun, dan tahun ini, momentum indah karena digelar yang ke-10 kalinya di Kota Solo dengan mengusung tema `We Are The World-We Are The Nation`,” kata Direktur SIPA Irawati Kusumorasri, di Solo, Selasa.

Menurut Irawati Kusumorasri, “We Are The World-We Are The Nation” mengandung makna `satu bangsa satu dunia` menjadi pesan moral yang akan disuarakan dan digelorakan di panggung tahun ini.

“Dengan perbedaan bahasa warna kulit, adat, dan tradisi serta bangsa, itu menjadi satu dalam kekuatan bersama. Semuanya menyatu dalam semangat panggung SIPA 2018,” kata Irawati Kusumorasri.

Irawati Kusumorasri mengatakan 17 delegasi dari tujuh negara tersebut, yakni Liene Roebana Dance Company Belanda, Chinese Touth Goodwill Association (Taiwan), Supa Kalulu Music of Zimbabwe and Beyond (Zimbabwe), Capitol University Dance Troupe (Philipina), Stefano Fardeli (Itali), Filastine and Nova (Spanyol), dan 11 kelompok seni budaya dari berbagai daerah di Indonesia.

Delegasi Indonesia akan menampilkan Melati Suryodarmo dari Solo yang juga sebagai Maskot SIPA 2018, Studio Taksu (Solo), Holobis (Solo), Flying Balloons Puppet (Yogyakarta), Komunitas Seni Jati Swara (Surabaya), Departemen Pendidikan Tari FPSD UPI (Bandung), Diklat Tari Anjungan Jawa Timur TMMI (Jakarta), Gilang Ramadhan (Jakarta), Deat Siet (Palu), Citra Nuranteni Putri (Bandung), dan Suling Bambu Dasarai Lamaknen, Belu Atambua (NTT), dan Boogie Papeda & Komunitas Street Pass (Papua).

Dia mengatakan, yang istimewa dalam pergelaran SIPA 2018, selain kemewahan dan kemegahan panggung di Benteng Vastenburg, juga diselenggarakan beberapa acara pendukung yang tidak kalah menarik. Salah satunya acara yang diberi tajuk SIPA Mark.

SIPA Mark merupakan suatu pergelaran yang semangatnya untuk membangun adanya pasar seni pertunjukan. Sebagaimana prasyarat pasar, membangun dari pasar seni pertunjukan itu, juga menghadirkan etalase seni pertunjukan, pelaku pasar seni, dan ruang transaksi.

Menurut dia, ruang etalase dihadirkan dalam bentuk pergelaran seni dengan mendatangkan pelaku pasar yakni seniman dan buyers, sedangkan ruang transaksi diwujudkan dalam bentuk pertemuan ramah tamah bersama atau gathering.

“Etalase seni pertunjukan akan menghadirkan dan menawarkan beragam seni pertunjukan sebagaimana dengan semangat SIPA. Baik itu, seni tari, musik, teater dan lain-lain. Pertemuan pelaku pasar seni itu, diharapkan akan terjalin hubungan yang berujung transaksi pasar seni,” katanya.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Surakarta Hasta Gunawan mengapresiasi upaya panitia dari tahun ke tahun untuk menggelar SIPA hingga sekarang yang ke-10.

“SIPA merupakan pergelaran seni budaya internasional yang mampu mendatangkan banyak pengunjung hingga ribuan setiap kali pertunjukan. Bahkan, SIPA dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dengan adanya bazaar di sela pertunjukan,” kata Hasta.

Selain itu, SIPA berdampak positif terhadap kunjungan wisatawan di Kota Solo, misalnya hotel-hotel menjadi penuh penghuninya, ekonomi rakyat seperti barang-barang UMKM dan wisata kuliner menjadi meningkat.

Antaranews Jateng/Image TripTrus

Leave a Comment

0/5

https://indonesiaheritage-cities.org/