Jakarta – Keberadaan gamelan rupanya menarik minat anak-anak Norwegia. Tak heran ketiga digelar festival anak di Stoppested Verden, Norwegia, anjungan milik KBRI Oslo ramai dipenuhi anak-anak.
Seperti disampaikan dalam siaran pers KBRI Oslo, Senin (2/6/2014), acara festival anak itu digelar pada 31 Mei hingga 1 Juni.
“Secara khusus saya ingin berterima kasih kepada Dubes RI dan KBRI Oslo, atas partisipasi dan dukungan Indonesia sejak dimulainya festival pada tahun 2008. Indonesia selalu menjadi salah satu favorit,” ucap Ketua Penyelenggara Festival, Mocci Ryen, dalam sambutannya pada pembukaan festival seperti disampaikan KBRI Oslo.
Dalam kesempatan menghadiri resepsi pembukaan, Dubes RI Yuwono A. Putranto menyampaikan rasa gembiranya bahwa KBRI dapat kembali berpartisipasi dalam Stoppested Verden 2014.
“Promosi budaya melalui anak sangat efektif, karena akan tertanam dalam benak mereka hingga dewasa. Tidak hanya itu, orang tua mereka pun akan turut belajar, dan hal ini diharapkan akan menarik minat mereka untuk mengagumi keberagaman budaya dan etnik Indonesia yang selanjutnya bisa mengunjungi Indonesia. Melalui budaya, kita bisa menghubungkan anak-anak Indonesia dan anak-anak Norwegia,” ucap Dubes Yuwono.
Paviliun Indonesia selalu penuh dibanjiri pengunjung, dengan tawa gembira dan celoteh riang anak-anak ingin mencoba semua aktivitas yang ditawarkan KBRI Oslo, baik workshop gamelan, aktivitas membuat sesajen, serta permainan tradisionalIndonesia seperti dakon, gasing, dan egrang.
“Saya sangat senang bermain gamelan. Ada banyak alat yang bisa dicoba, dan bunyinya menarik,” kata seorang anak dengan polos. Gamelan memang selalu menjadi favorit, sehingga panitia ingin menghadirkan gamelan kembali Sejalan tema festival tahun ini, ‘dream’, aktivitas sesajen pun tak kalah digemari oleh anak-anak. Dengan antusias mereka menata berbagai bunga kering di piring kecil, dan meletakkannya di depan barong seraya menyampaikan harapan dan mimpi mereka.
“Saya ingin semua orang gembira,” kata seorang anak dengan senyum malu ketika ditanya apa harapannya.
Selain itu, kelompok Anak Indonesia juga kembali tampil menyemarakkan panggung utama, dengan menampilkan tari Renggong Manis dan Puspanjali. Dalam dua kali penampilannya, lenggang gemulai para penari selalu mendapatkan sambutan meriah dari para pengunjung. Beberapa anak bahkan menirukan lenggang Anak Indonesia dengan gembira.
Melalui festival ini, anak-anak dibawa mengelilingi dunia dengan konsep, transportasi mendekatkan budaya dan bangsa. Terdapat 39 peserta, mewakili 39 kebudayaan negara-negara yang berbeda dengan Indonesia salah satu peserta terbesar. Di antara para peserta tersebut, terdapat 4 partisipasi Kedutaan Asing, yaitu Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam.
Sedangkan partisipasi lain dilakukan oleh para kelompok masyarakat, misalnya Malaysia, Afghanistan, Brasil, Denmark, India, RRT, Rusia, Palestina, Spanyol, dan Amerika Serikat.
Festival mencatat rekor jumlah pengunjung terbanyak, dengan lebih dari 12.000 pengunjung membanjiri festival dalam dua hari penyelenggaraan tersebut, angka tertinggi sejak 2008. Tahun lalu, festival didatangi lebih dari 9.700 pengunjung.
Muhammad Taufiqqurahman – detikNews