Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Goa Yang Belum Terjamah “Goa Gajah”

MENGUNJUNGI lokasi bersejarah di Yogyakarta bisa dibilang lumrah dilakukan oleh wisatawan. Bersantai di jajaran pantai selatan di wilayah Gunungkidul, mulai dari Pantai Baron hingga Pantai Indrayanti, itu sudah biasa. Bagaimana dengan menjelajahi perut bumi diantara goa-goa alami?

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki banyak sekali goa alami yang dapat dikunjungi, sebut saja Goa Pindul dan Goa Jomblang di Kabupaten Gunungkidul atau Goa Selarong dan  Cerme di Kabupaten Bantul. Tempat-tempat tersebut menyimpan keindahan alami yang dapat Anda nikmati.

Jika ingin perjalanan lebih menantang, cobalah untuk mendatangi Goa Gajah yang sampai saat ini belum terjamah.
Goa ini letaknya ada di tengah perkebunan warga, di Dusun Lemahbang, Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul.

Hanya saja, karena lokasinya jauh dari jalan utama, maka wisatawan harus sering bertanya kepada warga setempat. Meskipun ada beberapa petunjuk arah menuju Goa Gajah, karena dibuat sangat sederhana, bertanya adalah jalan terbaik agar tidak tersasar.

Penamaan goa ini berasal dari tumpukan batu yang menyerupai bentuk gajah lengkap dengan belalainya yang terletak di pintu keluar goa.

Goa ini merupakan goa horizontal dengan kedalaman sekitar 200 meter, penanda untuk pintu masuk adalah sepasang gerbang kecil dengan patung gajah di atasnya. Pintu masuk goa ini cukup lebar, disertai papan informasi sederhana di mulut goa.

Hanya saja, wisatawan perlu berhati-hati karena lantai goa sangat licin terutama saat musim hujan. Kondisinya yang gelap bahkan saat siang membuat pengunjung harus mempersiapkan senter jika ingin masuk menjelajahi goa ini. Di dalam goa, Anda dapat menikmati stalaktit dan stalakmit dengan kondisi yang masih alami.

Wisatawan bisa menjelajahi bagian dalam goa ini hingga pintu keluar yang terletak di lokasi berlawanan. Uniknya, meskipun pintu masuk goa berbentuk horisontal, pintu keluarnya memiliki bentuk vertikal dengan pohon besar yang tumbuh dari dasar goa dan menjulang hingga ke luar goa. Untuk keluar dari goa ini, sudah ada tangga kayu yang tersedia sebagai alat bantu untuk naik.

Konon, goa ini dulunya merupakan tempat pertapaan untuk mendapatkan pentunjuk atau wahyu. Sehingga di beberapa tempat sepanjang lorong goa terdapat tanda berupa tulisan yang menunjukkan fungsi tempat tersebut. Misalnya, ada tanda bertuliskan Kyai Balad, Lorong Ular, Pendopo, Kepatihan, Sentong, Keputren, Papan Abdi, dan Balai Pertemuan.

Setelah keluar dari goa ini, silakan menikmati pemandangan wilayah sekitar dengan naik ke gardu pandang. Nikmati suasana pedesaan dari atas bukit usai menjelajah Goa Gajah.

Sumber : kompas.com

Leave a Comment

0/5

https://indonesiaheritage-cities.org/