Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tempe Mendoan, Warisan Budaya Tak Benda Kabupaten Banyumas

Pada sidang Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2021 di Jakarta, Tempe Mendoan, makanan khas Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah diakui sebagai warisan budaya, masuk dalam kategori Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional.

Dalam bahasa Banyumas mendo bermakna setengah matang. Tempe Mendoan adalah tempe goreng yang dibalur adonan tepung berbumbu dengan irisan daun bawang kemudian digoreng setengah matang, disajikan panas-panas ditemani cabe rawit hijau atau sambal kecap. Tempe Mendoan jug sering disajikan menemani masakan khas Banyumas lainnya yaitu Sroto Sokaraja.

Keberadaan Mendoan tentunya mengikuti kehadiran tempe dalam khasanah kuliner Jawa. Tempe tercantum dalam Encyclopaedia van Nederlandsch Indie 1920 sebagai snack Jawa. Diperkirakan tempe lahir berkaitan dengan kehadiran resep Tahu dari Cina sejak abad 17. Pakar sejarah lainnya berpendapat kata Tempe berasal dari kata Tumpi, bahasa Jawa Kuno, yang bermakna makanan berwarna putih terbuat dari sagu.

Bahasa Jawa dialek Banyumasan yang sering disebut sebagai bahasa Ngapak merupakan salah satu ragam tertua bahasa Jawa, sisa peninggalan bahsa Jawa Kuno. Kabupaten Banyumas memiliki ragam seni budaya diantaranya adalah Wayang Kulit Gagrak, seni tutur Begalan dalam upacara pernikahan. Seni tari Lengger diiringi musik Calung, Sintren dengan peran lelaki berpakaian wanita, Ebeg, kuda lumping khas Banyumas. Seni musik kentongan atau thek-thek, merupakan bilah bambu yang mengeluarkan nada khas, dimainkan oleh 20-40 orang. “Orkestra” Kenthongan ini sering ditampilkan dalam berbagai kegiatan rakyat.

Banyumas merupakan tempat kelahiran Panglima Besar Jenderal Soedirman. Monumen dan Museum Panglima Besar Jenderal Soedirman berada di Purwokerto, ibu kota Kabupaten Banyumas, menceritakan perjuangan Jenderal Sudirman saat merebut Yogyakarta kembali sebagai Ibu kota Indonesia dari kolonial Belanda. Patung Jenderal Soedirman duduk di atas kuda. setinggi 4,5 meter bertengger di lantai dua.

Pahlawan nasional Jenderal Gatot Subroto juga lahir di Purwokerto, demikian pula sejumlah tokoh nasional seperti menteri Susilo Sudarman dan Supardjo Rustam, sastrawan Ahmad Tohari, sosiolog Imam B Prasodjo, pebulu tangkis Christian Hadinata, dan para artis seperti Mayangsari, Titiek Sandhora, S. Bagio..

Gunung Slamet di Banyumas merupakan destinasi wisata populer. Di lerengnya terdapat Kebun Raya Baturraden yang diresmikan oleh Megawati Sukarnoputri pada Desember 2015. Kebun Raya Baturraden dilengkapi green house dengan berbagai koleksi anggrek, dan Taman Bitanin dengan beragam tanaman dan bunga langka. Di lereng ini juga terdapat Museum Satwa dengan panorama indah Kota Purwokerto, Pulau Nusa Kambangan dan pantai-pantai Cilacap. [dari berbagai sumber]

Leave a Comment

https://indonesiaheritage-cities.org/