Antusiasme warga masyarakat memadati kawasan taman film Fort Oranje Ternate pada malam akhir pekan, Sabtu (19/11). Suasana hujan baru saja usai meninggalkan jejak, raut wajah para tamu seolah memberi kesan bahwa suasana hatinya sedang merangkai harap sembari menepis ragu agar hujan tak lagi turun kembali dimalam itu. Waktu menunjukkan pukul 20.00 para warga mulai berdatangan mengisi kursi yang telah disiapkan penyelenggara acara. Satu persatu para pengunjung seolah penasaran menantikan para konten kreator, youtuber, celegram dan tiktoker Maluku Utara pada turun gunung mensukseskan sekaligus sebagai pengisi acara dimalam itu.
Kehadiran mereka tak lain adalah untuk memeriahkan acara kampanye makin cakap digital sekaligus deklaraasi dukungan Festival Moloku Kie Raha yang digelar oleh manajemen project Literasi Digital provinsi Maluku Utara dalam balutan tematik talkshow bertajuk: Globalkan Budaya Lokal: Yuk, Ngonten Tentang Indonesia. Tak hanya warga masyarakat, para pejabat dari pemerintah provinsi Maluku Utara termasuk Gubernur dan jajaran pimpinan OPD, unsur kepolisian daerah serta Lanal, pemerintah kota Ternate dan Kota Tidore Kepulauanpun hadir dimalam itu.
Gubernur Maluku Utara, K.H. Abdul Ghani Kasuba Lc dalam sambutannya mengungkapkan bahwa Maluku Utara akan menggelar Sail Tidore, sebuah kota yang bersejarah. Lanjut menurut Gubernur bahwa Maluku Utara negeri yang paling bahagia di Indonesia, sebuah penghargaan yang sedianya kita tak boleh puas merasakan semua itu sebab masih banyak diantara mayrarakat yang masih berada pada kesulitan hidup secara ekonomi. Maluku Utara sebagai provinsi kepulauan yang kaya akan potensi, baik sektor kelautan dan perikanan, pertambangan, kehutanan, dan kepariwisataan serta warisan budaya baik benda dan tak benda yang ke semua nya merupakan akumulasi potensi diharapkan dapat di kelola dan dikembangkan dengan maksimal. Ungkap Gubernur.
Thamrin Ali Ibrahim, Inisiator acara sekaligus project manager Literasi Digital provinsi Maluku Utara mengungkapkan bahwa sebagai daerah kerajaan, Maluku Utara yang terkenal dengan empat kesultanan Moloku Kie Raha (Kesultanan Ternate, Tidore jailolo, dan Bacan) dimana nilai-nilai budaya yang masih sangat kuat perannya dan hingga kini masih tetap fungsional dalam kehidupan masyarakat Maluku Utara maka upaya pelestarian kebudayaan yang mencakup diantaranya adalah perlindungan dan pengembangan perlu mendapat perhatian bersama. Dengan demikian maka Festival Moloku Kie Raha menjadi penting guna peningkatan mewujudkan visi pelestarian tersebut sekaligus sebagai peluang kerjasama lintas sektor dalam pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan Maluku utara baik di kencah nasional maupun internasional. Pungkas Thamrin.
Tahmid Wahab, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif provinsi Maluku Utara mengungkapkan bahwa Sejarah telah menorehkan perjalanan panjang dan kejayaan “Negeri Rempah” adalah salah satu identitas yang melekat kuat tentang kejayaan kita di masa lalu. Kita kaya akan rempah – rempah (cengkeh dan pala) yang diperebutkan bangsa – bangsa Eropa maupun Asia Pasifik di tahun 1500-an. Dan bangsa – bangsa asing tersebut meninggalkan berbagai peninggalan sejarah, menjadi aset kepariwisataan yang bernilai jual dan berdaya saing tinggi dalam pengembangan kepariwisataan kedepan. Oleh sebab itu maka diperlukan strategi dan pengembangan yang dilakukan secara serius dan profesional dan salah satunya adalah melalui gelaran event Festival Moloku Kie Raha yang saat ini sedang dipersiapkan untuk penyelenggaraannya pada tahun depan. Ungkap Tahmid.
Dengan basis kesejarahan itulah kita semua berharap semoga pencanangan (launching) Festival Moloku Kie Raaha yang dilaksanakan pada tanggal 27 November nanti sebagai rangkaian Sail Tidore, akan mendapat dukungan penuh dari seluruh stakeholders serta insan pariwisata dan pekerja seni dan budaya guna mendukung dan mensukseskan agenda-agenda kebudayaan sekaligus merupakan wujud nyata dari kolaborasi dan sinergisitas yang terbangun bersama manajemen project Literasi Digital dengan pemerintah provinsi Maluku Utara untuk Globalkan Budaya Lokal dan Ngonten Tentang Indonesia di era transformasi digital saat ini. Sebuah era yang memberi peluang sekaligus tantangan bagi kita untuk lebih cakap menggunakan berbagai platform digital tentunya.
Talkshow makin cakap digital yang digelar oleh manajemen Literasi Digital provinsi Maluku Utara ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak terlebih para pengunjung yang memadati kawasan benteng Oranje tersebut untuk mendapatkan pengetahuan dan pemahaman terkait empat pilar literasi digital yang dikaitkan dengan tematik dari para narasumber dimalam itu yang terdiri dari para konten kreator, youtuber dan selegram serta kepala dinas Pariwisata dan juga kepala dinas Kominfo provinsi Maluku Utara. Acarapun semakin seru ketika tiba pada saat gimmic dimana para MC membagikan uang kepada para peserta dan pengunjung yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan. Tak kalah seru juga ketika di bagian akhir acara para narasumber bersama peserta talkshow dan pengunjung berjoget bersama dengan iringan musik serta lagu yang dinyanyikan langsung oleh vokalis Choky Umasangadji yang lagi viral di Maluku Utara dengan karya hitsnya berjudul Ojek Pangkalan.
Rangkaian acara dimalam itu beraakhir pada waktu menunjukan pukul 24.30 WIT. Sebuah momentum kampanye makin cakap digital yang menantang tentunya ditengah cuaca yang sulit diprediksi namun antusiasme warga seolah tak menghiraukan sembari tetap serius mengikuti gelaran talkshow makin cakap digital serta keseluruhan rangkaian acara dimalam itu.
Oleh RT