SOLO – Pemerintah mengajukan gamelan sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia untuk dunia. Hal itu diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat membuka Internasional Gamelan Festival (IGF) 2018 di Benteng Vastenburg pada Kamis (9/8) malam.
Muhadjir mengatakan rencana gamelan sebagai warisan budaya tak benda akan diajukan ke Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan dunia (UNESCO) tahun depan. “Kemendikbud dan tim penilai untuk pengusulan warisan budaya tak benda indonesia ke UNESCO telah menetapkan gamelan untuk diajukan sebagai nominasi indonesia yang akan dikirim ke sekretariatan UNSECO pada maret 2019 dan nantinya akan dibahas tahun 2021,” kata Muhadjir.
Ia pun meminta dukungan pada seluruh komunitas gamelan agar penyusunan naskah nominasi tersebut bisa diterima UNESCO. Sehingga, kesenian gamelan dapat masuk menjadi daftar representatif warisan budaya tak benda untuk kemanusiaan.
Sementara itu mengangkat tema homecoming, pembukaan IGF 2018 berlangsung meriah. Tiga komposer tanah air Rahayu Supanggah (Solo), I Wayan Gede Yudane (Bali), dan Taufiq Adam (Jakarta) sukses memukau penonton dengan sajian musik gamelan yang dipadukan dengan penampilan tari sesuai corak khasnya masing-masing.
Muhadjir mengatakan event yang berlangsung hingga 16 Agustus tersebut menjadi momentum silaturahmi para seniman gamelan dari berbagai penjuru tanah air bahkan dari luar negeri. Tak kurang dari 265 pengembang gamelan luar negeri dan 950 pengembang gamelan dalam negeri menjadi peserta IGF tahun ini.
“Saya beri apresiasi yang besar kepada maestro dan penggiat gamelan yang mengabdikan dirinya untuk terus berkarya dan mengembangkan kultur gamelan baik dari dalam maupun dari luar negeri. Festival ini memberikan ruang interaksi untuk dialog antar budaya tentang bagaimana spirit gamelan telah beresonansi melewati batas ilmu wilayah geografis maupun kelompok sosial,” katanya.
republika.co.id/Image Kompasiana.com